"Di Labuan Bajo lintas pemangku kepentingan memiliki visi yang sama yakni membangun Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan dan berkelas dunia," katanya dalam keterangan yang diterima di Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (23/5).
Frans Teguh menyampaikan hal tersebut saat memaparkan materi terkait pengembangan pariwisata berkelanjutan dan peluang investasi di Labuan Bajo Flores dalam kegiatan Sustainable Tourism Investment Forum (STIF) 2024 yang diselenggarakan secara hybrid Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Labuan Bajo.
Dalam kegiatan bertema Investing in Sustainable Tourism: Challenges and Opportunities in Indonesia itu Frans Teguh menjelaskan upaya membangun pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo ini dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia dan melibatkan kontribusi masyarakat lokal, penataan dan pengelolaan fasilitas, penerapan prinsip, kriteria dan indikator pariwisata berkelanjutan, diversifikasi produk, visitor management, penyediaan komoditas pangan lokal, dan peningkatan kualitas kebersihan, keamanan, dan kenyamanan dalam berwisata.
Terkait investasi, ia menyampaikan terkait progres dan peluang investasi di Kawasan Destinasi Baru Parapuar yang sedang dibangun BPOLBF.
Ia menambahkan saat ini sudah ada beberapa investor yang menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di Parapuar.
Baca juga: Polisi sidik aktivitas penyalahgunaan BBM bersubsidi salah satu kapal wisata di Labuan Bajo
Baca juga: Polisi sidik aktivitas penyalahgunaan BBM bersubsidi salah satu kapal wisata di Labuan Bajo
BPOLBF, lanjut dia, terus membuka peluang kerja sama baik kepada investor asing, nasional, maupun investor lokal dengan tujuan yang sama yakni mengembangkan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berbudaya.
"Sejak Januari 2024, sudah ada dua investor yang menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di Parapuar, yaitu Eiger Indonesia dan Dusit Internasional," katanya.
Ia menjelaskan ketertarikan kedua investor di kawasan Parapuar Labuan Bajo telah dinyatakan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU).
Adapun total investasi Dusit Internasional adalah 15 juta dolar AS di lot 1.6 dengan rencana pembangunan hotel dan Eiger Indonesia sebesar 1,2 juta dolar AS untuk Pembangunan Eiger Caffee.
"Kami terus membuka peluang kerja sama baik kepada investor asing, nasional, maupun investor lokal dengan visi yang sama yakni mengembangkan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berbudaya dengan menjunjung tinggi prinsip ekologi dan konservasi lingkungan," katanya.
Baca juga: BPOLBF: Pelaku pariwisata Labuan Bajo undang agen wisata Tiongkok
Baca juga: BPOLBF: Pelaku pariwisata Labuan Bajo undang agen wisata Tiongkok
Sementara itu Direktur Wilayah Promosi Asia Tenggara Australia Selandia Baru dan Pasifik BKPM menyampaikan pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mendorong peningkatan investasi berkelanjutan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan pariwisata menjadi salah satu pintu masuk dari investasi tersebut.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang masih diminati oleh para investor bahkan pada saat pandemi," katanya.
Minat investor, kata dia, ditunjukkan dari pertumbuhan ekonomi yang dinilai masih stabil walaupun dunia sedang mengalami krisis.
Kondisi ini tidak lain merupakan dampak langsung dari kebijakan investasi yang mudah dan jelas yang telah disiapkan pemerintah untuk menjamin kestabilan perkembangan ekosistem investasi di Indonesia yang berpihak bagi para investor.
"Sehingga tidak terlalu bergantung pada situasi global dan pariwisata adalah pintu masuk utama untuk kita menunjukkan kekuatan dan potensi negara kita kepada pihak asing," ungkapnya.
Baca juga: BPOLBF sebut Labuan Bajo siap terapkan sistem satu pintu bagi kapal wisata ke kawasan TNK
Sebagai informasi, melalui kegiatan ini, Kementerian Investasi/BKPM bekerjasama dengan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah bermaksud menciptakan pemahaman bersama terkait penerapan investasi berkelanjutan di sektor pariwisata, sekaligus mempromosikan peluang investasi di sektor pariwisata khususnya Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
Selanjutnya menyampaikan informasi kebijakan-kebijakan terkini di bidang investasi, serta membuka jalur kepada calon investor yang ingin berinteraksi dengan para pemangku kepentingan.
Dengan demikian diharapkan dapat mendorong minat investasi secara berkelanjutan di sektor pariwisata khususnya di Labuan Bajo.