"Ini keberpihakan kita pada nelayan Papua, kita percaya bahwa nelayan juga bisa memenuhi sertifikasi MSC atau penangkapan tuna berkelanjutan," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Budi menambahkan, dalam implementasinya, tuna tangkapan nelayan tersebut akan disimpan Koperasi Samber Binyeri Maju, pengelola Kampung Nelayan Modern (Kalamo).
Baca juga: KKP: Ikan tuna Indonesia berstandar MSC bukti komitmen dukung keberlanjutan
Baca juga: KKP dan MSC ingin wujudkan Indonesia Emas lewat perikanan berkelanjutan
Selanjutnya, ikan dari koperasi dilepas ke PT Perikanan Nusantara Jaya-grup PT Samudra Ulam, yang telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan koperasi.
Baca juga: KKP: Ikan tuna Indonesia berstandar MSC bukti komitmen dukung keberlanjutan
Baca juga: KKP dan MSC ingin wujudkan Indonesia Emas lewat perikanan berkelanjutan
Selanjutnya, ikan dari koperasi dilepas ke PT Perikanan Nusantara Jaya-grup PT Samudra Ulam, yang telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan koperasi.
Budi mengatakan PT Perikanan Nusantara Jawa sebagai off taker tuna nelayan dengan kebutuhan mencapai 16 ton per hari, kerja sama koperasi dengan perusahaan swasta tersebut sekaligus pemanfaatan cold storage koperasi berkapasitas 10 ton yang dilengkapi dengan mesin ABF kapasitas 1 ton.
Fasilitas itu merupakan salah satu sarana dan prasarana yang dibangun KKP di Kalamo Samber Binyeri Biak.
"Alhamdulillah fasilitas yang kita bangun bisa bermanfaat. Jadi ikan nelayan disimpan koperasi dan sudah ada swasta yang menyerap ikan tersebut," ujarnya pula.
Komoditas tersebut kemudian diolah menjadi potongan daging tanpa tulang atau fillet tuna dengan jenama Nusa Tuna yang ditargetkan mampu memproduksi 300 ton per bulan. Dalam kesempatan ini, Budi mengapresiasi para nelayan dan pengelola Kalamo yang terus bergerak sekaligus bersinergi dengan swasta.
"Apa yang kami harapkan mulai terlihat. Bahwa nelayan dan masyarakat di Kalamo selalu aktif mengembangkan diri," ujar Budi.
Budi berharap kolaborasi di Biak bisa menginspirasi nelayan di daerah lain. Dia pun menitipkan fasilitas yang telah dibangun KKP untuk dijaga dan dioptimalkan.
"Semoga ilmu tuna dari Biak ini menjadi inspirasi bagi yang lain, bahwa selalu ada peluang jika kita terus bergerak," katanya lagi.