Denpasar (ANTARA) - Universitas Udayana (Unud) Denpasar Bali mengejar sebanyak 50 persen dosen di perguruan tinggi negeri itu meraih gelar doktor untuk mendukung cita-cita kampus kelas dunia.
“Jumlah dosen kami itu sekitar 1.500 orang, sebanyak 50 persen di antaranya sudah doktor dan masih 50 persen yang belum doktor,” kata Rektor Unud Prof Ir Ngakan Putu Gede Suardana di Kampus Unud Denpasar, Kamis.
Ia mendorong dosen yang belum menempuh pendidikan tingkat tinggi atau pada jenjang doktoral (S-3) untuk menyelesaikan kuliahnya di luar negeri, terutama bagi mereka yang tergolong berusia muda yakni di bawah 40 tahun.
Sedangkan dosen yang usianya sudah lebih dari 40 tahun, dapat berkuliah di dalam negeri, meski berkuliah di luar negeri tetap menjadi pilihan prioritas.
Rektor Unud itu juga mengajak dosen yang belum bergelar doktor itu untuk aktif mengadakan jejaring dan mengejar program beasiswa yang salah satunya disediakan oleh pemerintah.
Apalagi, katanya, Unud memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi di sejumlah negara di antaranya Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Dengan mengenyam pendidikan di luar negeri, diharapkan SDM di kampus itu memiliki ilmu dan wawasan yang lebih luas dan memiliki jejaring komunitas dan profesional internasional.
Pihaknya saat ini sedang getol menggenjot Unud sebagai kampus berkelas dunia.
Upaya menggemakan internasionalisasi Unud itu, selain dengan kerja sama antarkampus dalam dan luar negeri, juga melalui kolaborasi riset, publikasi hingga pertukaran dosen dan mahasiswa antarnegara.
Sementara itu, pemerintah memiliki program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
LPDP menyelenggarakan program beasiswa jenjang magister dan doktor melalui beasiswa afirmasi, yakni penyandang disabilitas, putra putri Papua, daerah afirmasi, dan prasejahtera.
Kemudian beasiswa target, yakni PNS dan TNI/Polri, kewirausahaan, pendidikan kader ulama, dokter spesialis, fellowship dokter spesialis, hingga doktor talenta riset dan inovasi nasional.
Kemudian beasiswa umum yakni reguler, perguruan tinggi utama dunia dan parsial, serta beasiswa kolaborasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, serta Kementerian Agama.