Pengunjung Saba Budaya Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten pada liburan Tahun Baru 2024, diminta untuk mematuhi peraturan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan memotong pepohonan.
"Kita berharap semua pengunjung yang menikmati panorama alam kawasan pemukiman Badui bisa menjaga kelestarian hutan dan alam," kata Tetua Adat yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija di Lebak, Rabu.
Peraturan larangan itu, di antaranya tidak membuang sampah sembarangan dan memotong pepohonan yang bisa menimbulkan kerusakan ekosistem lingkungan alam di kawasan pemukiman masyarakat Badui.
Baca juga: Pemkab Lebak targetkan saba budaya Badui 40.000 wisatawan
Baca juga: Pemkab Lebak targetkan saba budaya Badui 40.000 wisatawan
Selama ini, katanya, tanah hak ulayat Badui seluas 5.200 hektare itu terdiri atas 3.200 hektare kawasan hutan dan 2000 hektare pemukiman serta lahan pertanian ladang cukup terjaga pelestarian alamnya.
Para pengunjung Saba Budaya Badui tentu dapat mematuhi aturan tersebut guna mendukung lestari hutan hijau dan alam. Sebab, masyarakat Badui memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan hutan dan alam, karena titipan leluhur yang harus dilaksanakan.
"Kami berharap para pengunjung Saba Budaya Badui pada pergantian Tahun Baruyang diperkirakan mencapai 3000-4000 orang dapat mematuhi aturan larangan itu," kata Jaro Saija.
Menurut dia, masyarakat Badui sudah menyediakan tong sampah atau penampung sampah agar pengunjung dapat memanfaatkan tempat tersebut.
Penyediaan penampung sampah terdapat di kawasan pemukiman masyarakat Badui maupun di jalur lintasan ke jembatan Gajeboh, dimana saat ini pengunjung Saba Budaya Badui dari berbagai daerah di Tanah Air banyak yang mengunjungi jembatan Gajeboh, karena memiliki keunikan dengan pengikat jembatan itu hanya menggunakan tali ijuk dari pohon aren. Bahkan, jembatan itu bisa dilintasi 30-35 orang tanpa putus.
Selain itu, menuju jembatan Gajeboh dari Kampung Kadu Ketug atau pintu pertama masuk ke kawasan Badui sepanjang dua kilometer dengan kondisi medan perbukitan dan curam terjal.
Baca juga: Badui perkenalkan Saba Budaya Badui
Baca juga: Sandiaga Uno: Desa Wisata Saba Budaya Badui masuk 50 terbaik ADWI
Baca juga: Badui perkenalkan Saba Budaya Badui
Baca juga: Sandiaga Uno: Desa Wisata Saba Budaya Badui masuk 50 terbaik ADWI
"Kami minta pengunjung yang ke jembatan Gajeboh juga mematuhi aturan dengan tidak membuang sampah dan berenang di aliran Sungai Cisimeut," katanya.
Sementara itu, Sarjono (50), wisatawan asal Yogyakarta mengaku senang mengunjungi Saba Budaya Badui, karena alamnya cukup hijau dan lestari. Begitu juga topografi kawasan Badui, pegunungan, perbukitan dan terjal curam yang ekstrem.
"Kami bersama keluarga mendatangi jembatan Gajeboh dengan jalan kaki dan kondisi medannya perbukitan serta terjal curam, sangat melelahkan, padahal jaraknya hanya sekitar dua kilometer," katanya.