Jambi (ANTARA) - Implementasi penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di bangunan pemerintahan, seperti yang diterapkan Dinas ESDM Provinsi Jambi, menjadi contoh bagi pemerintah daerah untuk mempercepat bauran energi ramah lingkungan itu, sehingga dapat menjadi sumbangan berartu pada pencapaian target 24 persen di 2025.
Model lain yang dilakukan untuk penggunaan EBT adalah dengan menyasar sektor pendidikan. Sekolah sebagai pusat pendidikan menjadi peluang bagi pemerintah untuk mengembangkan transisi energi.
Setelah beberapa daerah di Indonesia sudah melakukannya, kini giliran Jambi melakukan hal serupa. Dua sekolah menengah atas di Provinsi Jambi mendapatkan bantuan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dua sekolah tersebut adalah SMA Negeri 2 Kota Jambi dan SMA Negeri 5 Kota Jambi. Dua sekolah ini sudah mendapatkan bantuan pemasangan panel surya atap di sekolahnya dari dinas energi sumber daya mineral (ESDM) setempat.
Penggunaan panel surya pada sekolah-sekolah tersebut, sebenarnya bukan saja bisa digunakan untuk penghematan biaya listrik. Lebih besar lagi, dampak positif yang didapat adalah mendekatkan generasi muda dengan kelestarian lingkungan.
Baca juga: Menteri ESDM ingatkan EBT berperan turunkan emisi sektor energi
Dinas ESDM Provinsi Jambi mencatat penjajakan penggunaan PLTS untuk dunia pendidikan di daerah itu sudah dilakukan beberapa tahun belakangan.
Sekolah sebagai gedung milik pemerintah mendapatkan lirikan dari Dinas ESDM Provinsi Jambi untuk dijadikan percontohan penggunaan panel surya di dunia pendidikan.
Saat itu, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi merasa tertarik dengan program transisi energi yang ditawarkan. Maka, terpilih dua sekolah itu, untuk penggunaan panel surya dengan sistem "on grid".
Sarana edukasi
Sebulan lalu, SMA Negeri 2 Kota Jambi merasakan penggunaan panel surya di sekolahnya. Sementara itu, untuk SMA Negeri 5, penggunaannya belum dilakukan karena masih menunggu izin penggunaan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Penggunaan panel surya atap di SMA Negeri 2 Kota Jambi ini menggunakan sistem "on grid" yang mana masih tetap menggunakan pembangkit listrik dari PLN.
Tujuan penggunaan panel surya di sekolah itu memang untuk mengurangi pembiayaan listrik. Sistem ini tidak memberikan daya cadangan ketika ada pemadaman jaringan PLN.
Sistem "on grid" ini hanya menghasilkan daya ketika jaringan daya PLN tersedia. Model ini merupakan sistem sederhana dan hemat biaya untuk instalasi panel surya, dibandingkan dengan sistem "off grid".
Karena penggunaan panel surya secara efektif baru sebulan, penghematan biaya listrik memang belum terasa. Namun, perkiraan penghematan biaya bisa mencapai ratusan ribu per bulan.
Panel surya atap yang dipasang di SMA Negeri 2 merupakan bantuan dari pemerintah, dengan kapasitas daya sebesar 10 KWP.
Sebenarnya kapasitas itu bisa maksimal, tapi dipasang yang kecil dulu. Kalau di pasang yang 33 ribu KWP diperkirakan pengurangan biaya listriknya juga banyak.
Baca juga: Kementerian ESDM: Masa depan Indonesia cerah karena miliki hampir semua sumber EBT
Sebagai proyek percontohan, fakta di sekolah itu akan menjadi gambaran ke depannya jika panel surya dilakukan di sekolah-sekolah lain. Karena terkendala anggaran tentu saja tidak semua sekolah bisa menggunakan panel surya.
Selain dari sisi penghematan biaya, penggunaan panel surya di sekolah juga menjadi sarana edukasi bagi siswa. Pengaplikasian panel surya di lingkungan sekolah juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda agar lebih dekat dengan energi baru terbarukan.
Tentu saja, edukasi tersebut, masih membutuhkan berbagai tahapan. Setidaknya para siswa sudah merasakan langsung manfaat penggunaan panel surya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Kota Jambi Nirma Erika ketika ditemui ANTARA mengakui sudah mulai merasakan manfaat panel surya yang terpasang di atas atap sekolahnya. Meski baru satu bulan, pihaknya memperkirakan pengurangan biaya listrik mencapai Rp400 ribu.
Sebagai penerima manfaat, pimpinan SMA Negeri 2 Jambi bersyukur bisa dipilih untuk percontohan penggunaan panel surya. Selain penghematan biaya listrik, kehadiran panel surya di sekolah tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi bagi siswa.
Beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan keilmuan tersebut bisa diperlihatkan kepada siswa secara langsung. Tapi hal itu memang belum diterapkan, karena secara pengurusan panel surya memang masih dilakukan oleh dinas terkait, termasuk perawatan panel surya juga dilakukan oleh vendor di Dinas ESDM Jambi.
Peluang untuk pendidikan
Peneliti Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institute for Essential Services Reform (IESR) Alvin Putra Sisdwinugraha menegaskan bahwa penggunaan panel surya di fasilitas sekolah ini sangat baik dalam berbagai aspek.
Terdapat aspek ekologis yang menurunkan emisi, dimana pemasangan 1 kWp panel surya dapat mengurangi emisi hingga 1,2 ton CO2 per tahunnya. Penghematan biaya operasional dari tagihan listrik, dimana IESR pernah menghitung balik modal pemasangan PLTS atap setelah 10 tahun melalui penghematan biaya listrik dari PLN.
Dari sisi pendidikan, ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan secara langsung terkait penerapan teknologi energi terbarukan, serta mengampanyekan penggunaan teknologi tersebut kepada mereka.
Sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya adalah satu target yang baik secara teknis untuk pemasangan PLTS atap, mengingat penggunaan listrik yang tinggi di siang hari ketika produksi PLTS sedang maksimal.
Di luar itu, pemasangan di fasilitas umum, seperti sekolah, dapat membantu mengampanyekan penggunaan energi bersih kepada khalayak umum. Walaupun sebenarnya jumlah pemasangannya masih relatif kecil, tapi bisa lebih jauh lagi didorong.
Baca juga: Perpres 112/2022 menandai dimulainya pembangkit listrik rendah emisi
Peluang tersebut masih cukup besar, terutama dalam mewujudkan Rancangan Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Jambi yang menargetkan bauran EBT ambisius.
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menyiapkan langkah konkrit untuk memulai penerapan PLTS atap di fasilitas sekolah. Pemerintah Provinsi Jambi dapat bekerja sama dengan Dinas ESDM setempat dalam mengalokasikan APBN dan APBD untuk program PLTS atap, seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh EBTKE (pemasangan PLTS atap pada pesantren tahun 2019).
Pihak sekolah pun juga harus menyambut kesempatan ini sebagai bagian dari kampanye dan pendidikan transisi energi menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Menurut rencana, terdapat beberapa titik lokasi yang sudah diusulkan Kementerian ESDM pada 2023 terkait penggunaan panel surya, di antaranya SMA Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti, SMA Negeri 12 Kota Jambi, SMA Negeri 10 Kota Jambi.
Penggunaan panel surya di sekolah-sekolah, ke depannya menjadi model kampanye penggunaan energi bersih dan membangun kesadaran lingkungan sejak dini.
Penggunaan EBT di Jambi semakin menunjukkan kehadiran negara di berbagai bidang, termasuk dalam upaya bersama pelestarian lingkungan.
Ketika energi baru terbarukan menyasar sektor pendidikan di Jambi
Oleh Tuyani Selasa, 22 Agustus 2023 10:35 WIB