Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) memperpanjang keuntungan kuat akhir pekan lalu, karena pedagang masuk dan keluar posisi menjelang liburan Hari Kemerdekaan AS ketika pasar menunggu lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS minggu ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi ditutup pada 1.929,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi tertinggi di 1.939,90 dolar AS dan terendah di 1.917,70 dolar AS.
Emas berjangka melonjak 11,50 dolar AS atau 0,60 persen menjadi 1.929,40 dolar AS pada Jumat (30/6/2023), setelah jatuh 4,30 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.917,90 dolar AS pada Kamis (29/6/2023), dan merosot 1,60 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.922,20 dolar AS pada Rabu (28/6/2023).
Perdagangan di lantai bursa akan ditutup pada Selasa waktu setempat untuk Hari Kemerdekaan AS.
Logam kuning mendapat beberapa dukungan karena penurunan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) - pengukur inflasi pilihan Federal Reserve - membebani dolar dan memicu reli di sebagian besar kelas aset.
Namun inflasi PCE inti masih tetap tinggi, sebuah tren yang diperkirakan akan membuat The Fed menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Pembacaan inti yang tinggi, ditambah dengan beberapa tanda ketahanan ekonomi AS, membuat pasar memperkirakan peluang hampir 87 persen Fed akan menaikkan suku bunga bulan ini.
Naiknya suku bunga diperkirakan akan membatasi potensi keuntungan emas, karena meningkatkan selera risiko.
Ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin memiliki dua kenaikan suku bunga lagi akhir tahun ini akan terus mendorong dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, sehingga memberi tekanan terhadap emas, menurut analis pasar.
Harga emas naik tipis, ini penyebabnya
Selasa, 4 Juli 2023 6:47 WIB