Karawang (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi "kebanjiran" keluhan mengenai relokasi para pedagang saat mengecek harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru 2023 di Pasar Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Di Pasar Rengasdengklok, Selasa, Dedi Mulyadi bukan menerima keluhan tentang kenaikan harga atau langkanya kebutuhan pokok, namun malah pedagang di pasar itu mengeluhkan soal rencana relokasi yang dilakukan Pemkab Karawang.
Para pedagang mengaku mereka bersedia direlokasi, namun hingga kini masih terasa berat karena harga kios di pasar yang baru terlalu mahal.
Baca juga: Provokasi oknum LSM picu kericuhan relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok
Baca juga: Pemkab Karawang kembali gagal relokasi para pedagang pasar Rengasdengklok
Bahkan, mereka mengeluhkan lokasi pasar yang berada di tengah areal persawahan. Sementara pasar yang saat ini ditempati berada di pusat keramaian dan dikelilingi permukiman.
Ditanya mengenai harga kios di pasar yang baru, pedagang menyebutkan awalnya tidak dimintai uang muka (DP). Namun saat pedagang mendaftar untuk pindah ke pasar yang baru, mereka diwajibkan menyediakan Rp13,5 juta .
Sementara itu, Dedi Mulyadi mengajak para pedagang agar tidak ricuh, seperti beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kericuhan warnai relokasi pedagang pasar Rengasdengklok Karawang
Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Karawang bisa mengakomodir seluruh aspirasi pedagang.
Menurut Dedi, para pedagang mengaku siap direlokasi ke tempat yang baru asalkan harga tidak mahal.
“Solusinya karena ini sudah berjalan pembangunannya, maka pertama, tuntaskan pembangunan pasar dengan baik dan kedua, menggunakan pola subsidi untuk pedagang, jadi pedagang yang pindah diberi bantuan modal usaha untuk pembelian kios atau subsidi pembangunan sehingga harga kios terjangkau,” kata dia.
Anggota DPR "kebanjiran" keluhan relokasi pedagang Rengasdengklok
Selasa, 13 Desember 2022 22:20 WIB
Para pedagang mengaku mereka bersedia direlokasi, namun hingga kini masih terasa berat karena harga kios di pasar yang baru terlalu mahal.