Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta segenap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di daerah itu untuk mengoptimalkan potensi wilayah demi pertumbuhan dan pergerakan roda perekonomian desa.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan potensi yang dimiliki desa seperti pariwisata, pertanian dan peternakan, perdagangan, industri, hingga kuliner dapat dimaksimalkan melalui pengelolaan sektor usaha BUMDes.
"Dengan beragam unit usaha yang bergerak di sektor ekonomi masyarakat, BUMDes menjadi salah satu motor penggerak perekonomian warga di tengah upaya pemulihan ekonomi daerah," katanya di Cikarang, Senin.
Baca juga: Kinerja BUMDes di Bekasi didorong agar perkuat ekonomi desa
Melalui optimalisasi unit usaha BUMDes ini diharapkan mampu mendorong status desa menjadi lebih berkembang, maju, hingga mandiri meski Kabupaten Bekasi tidak lagi memiliki desa berstatus tertinggal dan sangat tertinggal.
Dani menyebut dari total 180 desa dan tujuh kelurahan di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi, 59 desa di antaranya berstatus desa berkembang, 69 desa maju, dan 52 desa mandiri.
"Pertumbuhan desa ini salah satunya ditopang kekuatan usaha dari BUMDes masing-masing," katanya.
Baca juga: Balitbangda Bekasi sosialisasikan Pabrik Kampoeng kepada BUMDes
Dia mengatakan dari 180 desa di wilayahnya, 155 desa di antaranya sudah memiliki BUMDes yang bergerak di sejumlah bidang usaha dan bahkan beberapa telah mampu menyumbang pendapatan asli bagi desa.
BUMDes Pasirgombong, Kecamatan Cikarang Utara dengan unit usaha pengelolaan limbah tercatat memiliki omzet tertinggi di Kabupaten Bekasi hingga mampu menyumbang pendapatan sebesar Rp200 juta per tahun.
Baca juga: DPMD Bekasi gelar seminar peningkatan kapasitas usaha ekonomi kepada kepala desa
Disusul BUMDes Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara yang bergerak di bidang pengolahan sampah dan minimarket dengan sumbangan pendapatan senilai Rp30 juta setahun serta BUMDes Gatot Kaca Karangraharja dengan usaha peternakan ikan dan kuliner roti yang mampu menyumbang Rp10 juta setahun.
"Sisanya rata-rata memiliki omzet di bawah Rp10 juta per tahun. Jika dikelola secara optimal, saya optimistis pendapatan asli yang disumbangkan bisa lebih besar," kata dia.