Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tidak ingin gegabah untuk menjalankan program konversi angkot menjadi bus Transpakuan, dengan mempertimbangkan dan mempersiapkan segala keperluan secara matang.
"Kota Bogor ada potensi sama dengan kasus metromini, ada fase angkot dikonversi menjadi angkutan umum berbasis bus yang akan kita jalankan tahun depan," kata Bima saat ditemui di Bogor, Senin.
Ia mengatakan penataan transportasi menjadi prioritas utama Pemerintah Kota Bogor. Beragam langkah telah disiapkan mulai dari konversi angkot menjadi bus Transpakuan, reroting trayeng angkot, sistem satu arah dan pembentukan badan hukum angkutan umum.
"Langkah awal sudah kita mulai dengan membentuk badan hukum, tercatat sudah 60 persen angkot yang bergabung dalam badan hukum," katanya.
Dikatakannya, langkah untuk menata transportasi di Kota Bogor tidaklah mudah, segala perencanaan harus disiapkan secara matang agar pelaksanaan di lapangan berjalan sesuai harapan.
"Semua ini harus dikomunikasikan kepada masyarakat, stakeholders dan juga para supir angkutan," katanya.
Menurut dia, menjadi tugas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan untuk mengomunikasikan, menyosialisasikan kepada masyarakat luas dan juga pengemudi angkutan terkait program penataan transportasi.
"DLLAJ tidak hanya berorientasi dengan kegiatan resmi saja. Tetapi harus masif melakukan sosialisasi dan komunikasi kepada pengemudi, pengelola angkot dan masyarakat," katanya.
Bima menilai, penataan transportasi di Kota Bogor terbilang rumit, mulai dari pembentukan badan hukum, reroting angkot, konversi, dan sistem satu arah yang akan diberlakukan bertahap mulai 2016.
"Oleh karena itu komunikasi dan sosialisasi program-program penataan menjadi paling utama," katanya.
Konversi angkot menjadi Transpakuan merupakan program penataan transportasi dengan membangun moda angkutan umum berbasis bus jalur khusus atau Bus Rapid Transit (BRT) yang tengah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bogor.
BRT tersebut akan menggeser operasional angkot tidak terpusat di pusat kota tetapi menyebar ke wilayah pinggir. Mengawali itu, Pemerintah Kota Bogor tengah mempersiapkan koridor empat yang menjadi jalur Transpakuan rute Bubulak-Cindangiang.
Pemerintah Kota Bogor melakukan penataan secara bertahap diantaranya rerouting angkot agar trayek-trayek yang berhimpitan dapat di urai dan diperluas jangkauannya.
"Dari 8.000 angkot di Kota Bogor baru menjangkau 40 persen wilayah kota saja. Ini akan kita rerouting di 2016, sehingga angkot bisa menjangkau 80 persen wilayah Bogor," kata Bima.
Bima Tak Ingin Gegabah Jalankan Konversi Angkot
Senin, 21 Desember 2015 21:35 WIB
Langkah awal sudah kita mulai dengan membentuk badan hukum, tercatat sudah 60 persen angkot yang bergabung dalam badan hukum.