Bekasi, (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan sosialisasi pencegahan penyakit kaki gajah kepada masyarakat di Kecamatan Jatisampurna.
"Belum lama ini dari 300 pasien yang kita periksa di Kecamatan Jatisampurna, tiga di antaranya positif menderita kaki gajah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Anne Nurchandrani di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, Kota Bekasi termasuk endemi penyebaran penyakit yang bisa membuat kaki penderitanya bengkak akibat gigitan nyamuk.
"Kami gencar melakukan sosialisasi pencegahan dan memberikan obat bagi penderitanya," katanya.
Kepala Puskesmas Kecamatan Jatisampurna, Riris Aruan, mengatakan penderita kaki gajah di kawasannya rata-rata berusia 40 tahun ke atas.
"Masyarakat menganggap penyakit ini biasa saja. Padahal harus segera diobati," katanya.
Riris mengatakan, dari analisa data yang ada, penderita kaki gajah di wilayahnya tinggal di daerah dengan sanitasi buruk dan berasal dari keluarga miskin.
"Di daerah Jatisampurna masih banyak lahan rawa, kebun atau empang. Kalau kondisinya kotor, banyak nyamuk, itu bisa menjadi penyebab kaki gajah," katanya.
Riris menambahkan, pihaknya saat ini tengah mengintensifkan kegiatan pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk.
Menurutnya, kurang lebih ada 23 jenis nyamuk yang bisa menyebarkan penyakit menular ini seperti nyamuk Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia dan Armigeres.
"Kami imbau masyarakat kembali menggalakan program pemberantasa sarang nyamuk melalui 3M (menguras, mengubur, dan menutup) barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," katanya.
Dinkes Bekasi Intensifkan Pencegahan Kaki Gajah
Minggu, 11 Oktober 2015 21:03 WIB
Masyarakat menganggap penyakit ini biasa saja. Padahal harus segera diobati.