Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung peluncuran film animasi adaptasi dari IP ikonis Indonesia “Garuda di Dadaku” sebagai bukti kekayaan intelektual lokal dapat menjangkau generasi baru dan menciptakan nilai ekonomi secara berkelanjutan.
“Transformasi Garuda di Dadaku ke animasi menunjukkan bagaimana IP lokal dapat terus hidup, menjangkau generasi baru, serta menciptakan nilai tambah ekonomi. Animasi ini bukan sekadar hiburan, tapi bagian dari strategi memperkuat ekosistem kreatif, mendorong inovasi, dan membuka peluang kolaborasi lintas sektor,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Riefky mengatakan perluasan IP lokal ke berbagai sektor industri kreatif menguatkan peran ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth yang mampu menggerakkan industri, memperluas pasar, dan menegaskan daya saing karya lokal di kancah global.
Baca juga: Komedi getir "No Other Choice"
Menteri Ekraf menekankan pentingnya pengembangan IP lokal lintas medium agar karya kreatif Indonesia tetap relevan dan berdaya saing.
Animasi "Garuda di Dadaku" diproduksi oleh BASE Entertainment dan KAWI Animation. Teaser animasi ini memperkenalkan Gaga, Burung Garuda penuh energi, yang dipertemukan dengan Putra, anak dengan mimpi besar menjadi pesepak bola tim nasional. Hubungan keduanya menjadi inti cerita yang mengangkat nilai keberanian, persahabatan, dan proses bertumbuh.
Produser BASE Entertainment Shanty Harmayn menuturkan mengenai proses kreatif dan tujuan adaptasi animasi Garuda di Dadaku, bahwa tim produksi ingin menghadirkan IP ini dengan pendekatan lebih dekat dan relevan bagi generasi muda.
Baca juga: Cuplikan 'Sebelum Dijemput Nenek' resmi diluncurkan
Baca juga: Film horor karya mahasiswa vokasi UI berhasil raih penghargaan di Amerika Serikat
“Garuda di Dadaku adalah IP yang dekat dengan memori banyak orang Indonesia. Lewat animasi, kami menghadirkan ceritanya dengan pendekatan hangat, relevan, dan berfokus pada karakter serta emosi anak,” ujarnya.
Peluncuran teaser ini juga memperkenalkan jajaran pengisi suara, antara lain Kristo Immanuel (Gaga), Keanu Azka (Putra), Revalina S. Temat (Dewi Garuda), dan Quinn Salman (Naya). Film ini disutradarai Ronny Gani dan diproduseri oleh Shanty Harmayn, Aoura Lovenson Chandra, serta Tanya Yuson.
Sebagai IP ikonis Indonesia yang lekat dengan tema sportivitas dan nilai keluarga, Garuda di Dadaku hadir kembali dalam bentuk animasi yang relevan bagi generasi masa kini. Melalui kolaborasi lintas studio dan mitra, film ini memperkuat subsektor animasi nasional, memperkenalkan IP lokal ke generasi baru, sekaligus membuka peluang kolaborasi, inovasi, dan pengembangan di pasar global.
