Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali melakukan pengukuran serentak bagi ribuan ibu hamil dan balita untuk memastikan validitas data guna menekan stunting di daerah itu.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Wibawa saat meninjau langsung pelaksanaan pengukuran serentak pencegahan stunting bagi ibu hamil dan balita di Banjar Tanjung, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Sabtu, mengatakan pengukuran serentak tersebut menyasar semua balita dan ibu hamil yang berdomisili di Denpasar.
“Pencegahan stunting di Kota Denpasar tidak melihat asal penduduk, termasuk status KTP, seperti di Sanur Kauh, dari 10 kasus stunting, tujuh di antaranya merupakan balita yang berasal dari luar Denpasar. Namun, mereka tetap kami tangani dan pantau karena saat ini mereka tinggal di wilayah Denpasar,” ujar Jaya Negara.
Ia menegaskan Pemkot Denpasar terus berinovasi dalam menekan angka stunting melalui pendekatan lintas sektor.
Salah satu terobosan yang tengah disiapkan adalah pemanfaatan dana bagi hasil pajak untuk mendukung program pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan, terutama bagi balita dari keluarga yang tidak ber-KTP Denpasar.
Dari hasil sementara pengukuran terhadap 4.000 balita, tercatat hanya sekitar 0,2 persen yang terindikasi stunting.
Angka ini jauh di bawah data nasional yang menunjukkan 10,4 persen. “Mudah-mudahan data ini tidak meningkat. Kami ingin memastikan angka riil di lapangan agar kebijakan yang diambil benar-benar tepat sasaran,” ujar Jaya Negara.
Hingga minggu kedua November 2025, dari sekitar 4.400 balita yang sudah diukur, ditemukan 13 balita yang masuk kategori stunting atau sekitar 0,2 persen.
Baca juga: UI ajak Ibu-Ibu jadi pahlawan lingkungan dan kesehatan keluarga
Baca juga: Yogyakarta gandeng mitra wujudkan "zero new stunting"
Baca juga: Dinkes Mataram hadirkan dokter spesialis anak ke puskesmas percepat turunkan stunting
