Depok (ANTARA) - Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menggelar Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025 yang merupakan tonggak baru dalam perkembangan studi Islam global.
Rektor UIII Jamhari di Depok, Rabu menyampaikan bahwa AICIS+ 2025 bukan sekadar konferensi akademik, melainkan ruang kolaborasi yang hidup.
Melalui expo dan kegiatan masyarakat seperti ini, kami ingin menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam dapat diterjemahkan menjadi solusi nyata untuk kemanusiaan dan keberlanjutan.
"Kehadiran para pembicara dan akademisi ini merepresentasikan komitmen AICIS+ 2025 untuk menyajikan analisis komparatif yang komprehensif tentang perkembangan pemikiran Islam di berbagai belahan dunia,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat beri kuliah umum di UIII
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof Amien Suyitno, menegaskan bahwa AICIS+ 2025 menjadi momentum strategis untuk meneguhkan peran Islam dalam sains dan kemanusiaan.
“Kementerian Agama berkomitmen menjadikan AICIS+ bukan sekadar forum ilmiah, tetapi wadah pertemuan gagasan antara tradisi keilmuan Islam dan inovasi global. Inilah wajah Islam Indonesia yang moderat, terbuka dan solutif,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof Sahiron menambahkan, AICIS+ 2025 memperluas horizon berpikir akademisi kita. Ini adalah ruang di mana para ilmuwan Muslim dan non-Muslim berdialog secara setara untuk membangun dunia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan beradab.
Ketua Steering Committee AICIS+ 2025, Prof Amsal Bakhtiar, menegaskan bahwa konferensi ini adalah ruang dialog penting antara ilmu, iman, dan masa depan manusia.
Baca juga: UIII sambut baik kedatangan mahasiswa dari Gaza, Palestina
“Keunikan AICIS+ 2025 terletak pada kemampuannya mempertemukan tradisi keilmuan Timur dan Barat. Diharapkan ini akan membangun ruang dialog yang produktif antara nilai-nilai spiritual dan pendekatan ilmiah modern untuk menjawab tantangan global,” ujarnya.
Amsal menambahkan side events ini menjadi wujud konkret dari semangat AICIS+ 2025—bahwa ilmu tidak berhenti di ruang seminar, tetapi hidup dalam karya dan aksi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Organizing Committee Dr Chaider Bamualim menambahkan kami mendesain AICIS+ 2025 untuk merespons tantangan global yang dihadapi umat Islam, mulai dari disrupsi teknologi, krisis ekologi, hingga transformasi sosial.
Baca juga: UIII resmi jadi rumah akademik untuk mahasiswa dari seluruh penjuru dunia
Chaider menegaskan kami ingin masyarakat luas merasakan atmosfer AICIS+ secara langsung. Mulai dari kuliner halal, pameran sains, hingga seni madrasah semuanya mencerminkan wajah Islam yang progresif, kreatif, dan inklusif.
AICIS+ 2025 mengusung tema besar “Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan”, konferensi ini berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di Kampus UIII, Depok, dengan menghadirkan 12 pembicara internasional dari 8 negara, meliputi Malaysia, Australia, Indonesia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris, Singapura dan Prancis.
