Bogor (Antaranews Megapolitan) - Proses fasilitasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) di masyarakat pada prinsipnya adalah “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan kebiasaan BAB di sembarang tempat.
Dan untuk membantu proses pemicuan tersebut digunakan beberapa komponen seperti pemetaan, transect, alur kontaminasi dan simulasi lainnya. Proses ini adalah salah satu usaha untuk mencapai salah satu pilar dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri dari lima pilar yaitu :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengolahan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT)
4. Pengelolaan Limbah Padat (sampah) di Rumah Tangga.
5. Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Tangga.
Selanjutnya tulisan ini akan lebih banyak mengulas tentang transet walk yang saat ini sedang gencar dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Apa itu transect walk? Transect walk adalah kegiatan penelusuran wilayah yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui lokasi yang paling sering dijadikan tempat buang air besar.
Transect walk dilakukan dengan cara mengajak masyarakat setempat untuk berjalan ke lokasi buang air besar sembarangan atau buang sampah sembarangan dan berdiskusi di tempat tersebut, yang diharapkan agar masyarakat akan merasa jijik dan tergugah perasaannya dan terpicu rasa malunya sehingga memiliki keinginan untuk merubah perilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat.
Bagaimana langkah melakukan transect walk? Nah berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Ajak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang sering dijadikan tempat BAB (didasarkan pada hasil pemetaan).
2. Lakukan analisa partisipatif di tempat tersebut.
3. Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut atau siapa yang hari ini telah BAB di tempat tersebut.
4. Jika di antara masyarakat yang ikut transect walk ada yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan:
• Bagaimana perasaannya?
• Berapa lama kebiasaan itu berlangsung,
• Apakah besok akan melakukan hal yang sama?
5. Jika di antara masyarakat yang ikut transect walk tidak ada satupun yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah tersebut. Tanyakan hal yang sama pada warga yang rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai BAB tersebut.
6. Jika ada anak kecil yang ikut dalam transect walk atau berada tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak kecil menyatakan tidak suka, ajak anak-anak itu untuk menghentikan kebiasaan itu, yang bisa dituangkan dalam nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian (lokal) lainnya.
Transect walk merupakan rangkaian dari kegiatan pemicuan di masyarakat untuk mencapai sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Tantangan yang dihadapi Kota Bogor terkait dengan masalah sanitasi masih sangat besar.
Hasil pemantauan Sanitarian (petugas kesehatan lingkungan) Puskesmas tahun 2017 menunjukkan 22,93% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.
Data Rumah sehat di Kota Bogor tahun 2017 baru menunjukkan angka sebesar 70,14 %. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu dengan pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat.
Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang hygiene dan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation Free (ODF) dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2019 yaitu 100 0 100 (100% sanitasi layak,0% kawasan kumuh dan 100% air minum sehat).
Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah Kota Bogor melakukan beberapa kegiatan, salah satunya adalah melakukan pelatihan fasilitator STBM dari berbagai segmen /kelompok masyarakat, melakukan pemicuan dengan transect walk dan fokus group discution (FGD). Akhir tahun 2017, ada 125 RW di Kota Bogor yang sudah mendeklarasikan sebagai RW ODF.
Namun masalah utama adalah rumah di sekitar sungai masih membuang tinja ke sungai sehingga perlu ditingkatkannya gerakan penyadaran masyarakat terhadap kondisi tersebut.
Oleh karena itu melalui kegiatan transect walk diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk melihat potret masalah sanitasi di wilayahnya dan penyadaran untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat.
Rencana kegiatan transect walk selama tahun 2018 akan dilaksanakan sebanyak 10 kali di wilayah sekitar sungai terutama untuk melihat kebersihan sungai dari sampah dan buangan akhir tinja. Setelah transect walk dilaksanakan FGD untuk mengetahui respon masyarakat terhadap transect walk yang sudah dilaksanakan dan selanjutnya apakah ada komitmen untuk merubah perilaku tersebut.
Transect walk biasanya dilaksanakan bersamaan dengan “gerakan ketuk pintu” yaitu satu gerakan untuk meningkatkan penemuan aktif kasus TB dan kasus penyakit menular lainnya serta menemukan bayi, balita yang belum diimunisasi dan juga menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN 3M+, caranya dengan melakukan investigasi kontak khusus kasus TB, menyisir dan mengunjungi rumah ke rumah.
Gerakan ketuk pintu ini efektif untuk meningkatkan temuan kasus-kasus penyakit menular, kasus penyakit tidak menular dan kesehatan lingkungan masyarakat Kota Bogor.
Ayo wujudkan lingkungan bersih dan sehat dengan buang air besar pada tempatnya…Sehat dimulai dari saya!!! (NN)
Seksi Informasi Kesehatan dan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor. (Adv).
Transect walk: Langkah fasilitasi dalam "pemicuan" stop BABS di Kota Bogor
Jumat, 28 September 2018 10:51 WIB
Transect walk merupakan rangkaian dari kegiatan pemicuan di masyarakat untuk mencapai sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).