Banyumas (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Bank Negara Indonesia (BNI) bersinergi untuk mengembangkan Kampung Inggris di kawasan Kota Lama Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang diharapkan menjadi pusat pembelajaran bahasa sekaligus destinasi wisata berdaya saing ekonomi.
Ditemui usai Soft Launching Kampung Inggris, di Taman Sari Pendopo Adipati Mrapat, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Sabtu, Rektor UMP Prof Jebul Suroso mengatakan pengembangan Kampung Inggris di Banyumas akan menjadi salah satu prioritas program perguruan tinggi tersebut dalam mendukung sektor pariwisata dan perekonomian daerah.
"Kami melihat potensi wilayah Banyumas ini luar biasa, baik dari sisi wisata religi, budaya, maupun agro. Maka, Kampung Inggris menjadi langkah awal yang akan memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat," katanya pula.
Selain Kecamatan Banyumas yang memiliki potensi wisata sejarah, dia mengatakan program Kampung Inggris juga akan menyasar dua daya tarik wisata lainnya, yakni kawasan Menara Pandang “Teratai” Purwokerto dan destinasi unggulan Baturraden.
Melalui pemetaan yang telah dilakukan, kata dia lagi, pengunjung yang datang ke tiga titik wisata tersebut akan diarahkan menikmati rangkaian destinasi lain, sekaligus mendapatkan pengalaman belajar bahasa Inggris.
"Di Kampung Inggris nanti ada pembelajaran bahasa yang fleksibel, lebih ke percakapan sehari-hari, sekaligus membangun iklim wisata yang berwawasan bahasa. Jadi orang belajar sambil berwisata," katanya pula.
Selain pelatihan bahasa, kawasan Kota Lama Banyumas juga akan terintegrasi dengan potensi lokal, seperti wisata kuliner, kerajinan batik, budaya lengger, serta rencana pembangunan dermaga wisata Sungai Serayu di Desa Kedunguter.
Menurut dia, dosen dan profesor UMP akan didedikasikan untuk mendampingi program tersebut melalui penelitian terapan, pelatihan masyarakat, hingga pengabdian mahasiswa.
Pihaknya juga menggandeng perbankan untuk menyalurkan dana tanggung jawab sosial (CSR) guna mendukung pengembangan fasilitas.
"Profesor itu meneliti dan mengajar sudah biasa. Sekarang saatnya mereka bergerak keluar dari kampus, menghadirkan hasil penelitian dan inovasinya agar langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, dia mengatakan peluncuran program Kampung Inggris juga disinergikan dengan program penanaman kelapa kopyor di sejumlah titik, salah satunya Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, sebagai upaya menunjukkan produk riset yang bernilai ekonomi tinggi.
Menurut dia, kelapa kopyor menjadi salah satu komoditas unggulan yang akan dikembangkan di Banyumas.
Meskipun lahan awalnya terbatas, dia mengatakan penanaman akan diperluas ke berbagai kecamatan, terutama di wilayah yang menjadi sentra kelapa seperti Cilongok.
“Kita mulai dari titik yang mudah diakses dan dilihat, lalu meluas. Kami sudah diskusi dengan Kepala Desa Dawuhan untuk menentukan lokasi tanam baru,” kata Rektor UMP itu pula.
Terkait dengan hal itu, Camat Banyumas Jakarta Tisam menyampaikan dukungan penuh terhadap pencanangan Kampung Inggris yang dipusatkan di kawasan bersejarah tersebut.
Menurut dia, keberadaan kampung tematik berbasis bahasa dapat menjadi pintu masuk promosi wisata budaya, religi, hingga agro di Banyumas.
"Informasi akan lebih mudah tersampaikan ke wisatawan asing jika kita menggunakan bahasa mereka. Dengan begitu, cerita dan budaya Banyumas dapat dikenal lebih luas," katanya.
Pemimpin Cabang Bank Negara Indonesia (BNI) Purwokerto Achmad Heru Kusumawan menilai Kampung Inggris memiliki potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, tidak hanya dari sisi pendidikan juga sektor pendukung lainnya.
"Ini menjadi hal yang menarik sekali. Kami melihat ada potensi yang bisa tumbuh berkembang, khususnya di sisi perbankan, untuk melengkapi dan mendukung kegiatan ini," katanya.
Ia mencontohkan keberhasilan BNI dalam mendampingi pengembangan wisata Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang awalnya dibina oleh bank tersebut hingga berkembang pesat menjadi destinasi unggulan.
Menurut dia, pengembangan Kampung Inggris Banyumas juga berpotensi berkolaborasi dengan sektor ekonomi kreatif, kuliner, hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Harapannya, kami dapat memberikan kontribusi untuk penumbuhkembangan potensi yang ada di Kampung Inggris ini," katanya menegaskan.
Kegiatan yang menjadi rangkaian “UMP Riding #Edisi Kemerdekaan” itu, juga diisi dengan ziarah ke makam RM Margono Djojohadikusumo yang merupakan kakek dari Presiden Prabowo Subianto dan juga pendiri BNI.
