Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa BUMN-BUMN dapat hemat hingga Rp8 triliun per tahun jika menerapkan kebijakan terbaru Danantara terutama yang berkaitan dengan pemberian tantiem bagi anggota dewan komisaris BUMN.
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang dipimpin oleh Rosan, pada bulan lalu menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor S-063/DI-BP/VII/2025 yang salah satu poinnya adalah mengatur anggota dewan komisaris BUMN beserta anak usahanya tidak diperkenankan mendapatkan tantiem, insentif (insentif kinerja, insentif khusus, insentif jangka panjang) dan/atau penghasilan dalam bentuk lainnya yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan.
"Penghematannya itu dari yang kita lakukan itu conservatively sekitar Rp8 triliun per tahun. Jadi kajiannya kita bikin lengkap," kata Rosan menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (6/8), sebagaimana dikutip dari rekaman wawancara yang diterima, Kamis.
Di Istana Kepresidenan, Rabu, Rosan menghadap Presiden Prabowo lebih dulu, yaitu sekitar pukul 13.00 WIB, sebelum menghadiri Sidang Kabinet Paripurna bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih lainnya di Kantor Presiden pada pukul 14.00 WIB.
Dalam pertemuan dengan Presiden, Rosan melaporkan berbagai perkembangan berkaitan dengan investasi dan Danantara. Rosan kemudian diminta oleh Presiden untuk menyampaikan hasil analisis dan kajian yang berkaitan dengan dampak dari kebijakan tantiem yang baru.
