Pelalawan, Riau, 7/2 (Antara) - Pusat Konservasi Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, dapat diwujudkan lebih cepat dengan komitmen bersama para pemangku kepentingan yang terkait dengan bidang
konservasi.
"Jika komitmen bersama parapihak solid, upaya mengembalikan Tesso Nilo sebagai PKG akan lebih kuat," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor Drs Jansen Manansang. MSc di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis.
Di sela-sela peletakan batu pertama PKG oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, ia menjelaskan bahwa keterlibatan TSI dalam kontribusi mewujudkan PKG adalah karena jumlah habitat gajah juga makin kritis.
Karena itu, kata dia, kerja sama pihaknya dengan Kemenhut dan Park Paradisio/Pairi Daiza, Belgia, juga dalam rangka membangun "public awarnes" mengenai pentingnya konservasi satwa gajah, yang merupakan endemik Sumatera agar tidak semakin kritis.
Ia mengemukakan bahwa gajah sumatera adalah satwa terbesar di Indonesia yang hanya hidup di Pulau Sumatera saja, yang juga "spesies payung" bagi habitatnya dan mewakili keragaman hayati di dalam
ekosistemnya.
"Artinya konservasi untuk mamalia terbesar ini akan membantu mempertahankan keragaman hayati dan integritas ekologi dalam ekosistemnya, sehingga akhirnya ikut menyelamatkan berbagai spesies kecil lainnya," katanya.
Diawali klinik
Menurut dia, pembangunan klinik gajah di atas lahan 2 hektare di zona pemanfaatan TN Tesso Nilo itu adalah awal dari pembangunan jangka panjang PKG.
"Klinik ini diharapkan menjadi embrio bagi pembangunan PKG secara bertahap dan berkelanjutan," katanya.
Dari klinik tersebut. kata Jansen Manansang, diharapkan mampu menjadi pusat edukasi, penelitian dan ekowisata untun menguatkan keberadaan TN Tesso Nilo.
Ia menjelaskan, sebagai komitmen awal pihak Belgia telah memberikan donasi senilai 200 ribu Euro, dan akan berkelanjutan hingga selesainya pembanunan PKG secara lengkap.
Sementara itu, Kepala Balai TN Tesso Nilo Kuppin Simbolon menjelaskan, area yang akan dibangun tidak mengganggu kawasan.
"Lokasi yang disiapkan untuk PKG adalah zona pemanfaatan sehingga tidak ada masalah," katanya.
Menurut dia, kepentingan utama pihaknya adalah semata-mata hanya untuk mengembalikan kawasan eks hak pengusahaan hutan (HPH) itu menjadi area konservasi.
Foto: Pusat Konservasi Gajah
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (kanan) menyimak penjelasan Direktur Taman Safari Indonesia Jansen Manansang (kiri) tentang maket klinik gajah di lokasi pembangunan Pusat Konservasi Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, Kamis (7/2). Pembuatan Pusat Konservasi Gajah di Tesso Nilo merupakan kerjasama pemerintah dengan Taman Safari Indonesia dan Park Paradisio Belgia untuk pelestarian gajah Sumatera di habitatnya. (ANTARA/FB Anggoro)
Andi Jauhari