Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat negara China menjadi pasar ekspor sekaligus impor nonmigas terbesar Indonesia pada Januari 2025 dengan masing-masing transaksi dagang sebesar 4,57 miliar dolar AS untuk ekspor dan impor 6,34 miliar dolar AS.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menjelaskan transaksi ekspor Indonesia ke China secara kumulatif mencapai 22,40 persen dari total ekspor nonmigas nasional yang sebesar 20,40 miliar dolar AS.
Sementara, untuk transaksi impor, negara tersebut menyumbang 40,86 persen dari total impor nonmigas yang mencapai 15,52 miliar dolar AS.
Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan nikel dan barang daripadanya.
Selain China, produk ekspor Indonesia juga diminati oleh pasar Amerika Serikat sebesar 2,3 miliar dolar AS, dan India 1,2 miliar dolar AS. Sedangkan, negara importir nonmigas terbesar selain China yakni Jepang 1,15 miliar dolar AS dan Amerika Serikat sebesar 0,76 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, dirinya menuturkan dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2025, secara kumulatif sebagian besar mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada bahan bakar mineral sebesar 787,1 juta dolar AS atau 22,01 persen.
Sementara, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 173,3 juta dolar AS atau 25,38 persen.
Sedangkan, untuk impor dari 10 golongan barang utama nonmigas Januari 2025, golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan tertinggi senilai 457,9 juta dolar AS atau 15,04 persen dibandingkan dengan Desember 2024. Sementara, golongan kakao dan olahannya mengalami peningkatan terbesar senilai 165,4 juta dolar AS atau naik 119,00 persen.
Indonesia memperoleh surplus dagang sebesar 3,45 miliar dolar AS pada Januari 2025, dengan nilai ekspor sebesar 21,45 miliar dolar AS dan impor 18 miliar dolar AS.
Apabila dibandingkan bulan lalu, surplus yang didapat naik 1,21 miliar dolar AS, sementara secara tahunan (year on year/yoy) surplus dagang Indonesia naik 1,45 miliar dolar AS.
Wisatawan ChinaJumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia melonjak 52 persen pada tahun lalu menjadi 1,19 juta, demikian berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).
Mayoritas dari wisatawan China yang masuk ke Indonesia melalui Jakarta, Bali, dan Surabaya. Realisasi tersebut sesuai dengan target pemerintah yaitu 1-1,5 juta wisatawan.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Budi Ardiansjah mengatakan bahwa salah satu ciri khas wisatawan China adalah gemar berbelanja.
Hal ini tercermin dari data BPS, yang menunjukkan rata-rata pengeluaran pelancong China adalah 1.188 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.365) per kunjungan pada tahun lalu.
Angka tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran pelancong dari negara Asia lainnya, meski menurun 11 persen dibandingkan pada 2023.
China menjadi negara terbesar keempat penyumbang wisatawan asing pada tahun lalu dengan andil 8,6 persen, setelah Malaysia, Australia, dan Singapura.
Menurut ASITA, Indonesia masih dapat menarik lebih banyak wisatawan China, melihat besarnya keinginan penduduk China untuk berlibur ke luar negeri.
Pemerintah didorong untuk terus meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di pasar China, di antaranya dengan memberlakukan kebijakan bebas visa, meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin bagi pemandu wisata dan operator jasa perjalanan, hingga memperkuat promosi pariwisata.
Nilai perdagangan Indonesia-China naik 5,7 persen pada 2024. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total ekspor ke China tercatat 62,4 miliar dolar AS. Meski menurun 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, China masih menjadi penyerap utama barang-barang Indonesia dengan porsi 23,6 persen. Komoditas ekspor utama di antaranya besi dan baja, bahan bakar mineral berupa batu bara, serta nikel.
Sementara itu, nilai impor dari China tahun lalu sebesar 72,7 miliar dolar AS, atau naik 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. China berkontribusi 31,1 persen dari total nilai impor Indonesia pada 2024, terutama berupa mesin atau perlengkapan mekanis dan elektrik, besi dan baja, produk plastik, dan kendaraan.
Dengan kinerja tersebut, perdagangan Indonesia dengan China mencatatkan defisit 10,3 miliar dolar AS pada tahun lalu, kebalikan dari tahun sebelumnya yang mencatatkan surplus 2 miliar dolar AS.
Di luar sektor perdagangan, China juga masih menjadi salah satu negara utama asal investasi asing ke Indonesia tahun lalu dengan nilai 5,8 miliar dolar AS sepanjang Januari-September 2024.
Baca juga: Indonesia surplus dagang 3,45 miliar dolar pada Januari 2025