Palembang (ANTARA) - Tim Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sumatera Selatan membantu melakukan persiapan dan mempromosikan kegiatan Ziarah Kubro atau tradisi umat Muslim setempat melakukan ziarah kubur 10 hari menjelang bulan suci Ramadhan.
"Ziarah Kubro merupakan salah satu dari 40 kegiatan yang masuk kalender wisata Palembang pada 2025, untuk itu perlu disukseskan dengan membantu berbagai persiapan dan promosinya agar banyak wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke kota ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin, di Palembang, Senin.
Dia menjelaskan, pada tahun ini rangkaian kegiatan Ziarah Kubro dijadwalkan panitia berlangsung pada 21 - 23 Februari 2025.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini tidak hanya diikuti warga Kota Palembang dan sejumlah daerah di Sumsel lainnya, tetapi juga diikuti dari berbagai provinsi di tanah air bahkan dari Malaysia, serta Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Yaman," ujarnya.
Baca juga: Yuk, ke Museum Kantor Ledeng Palembang
Untuk menyukseskan tradisi ziarah ke makam-makam ulama terkemuka di Kota Palembang menjelang bulan puasa Ramadhan itu perlu didukung persiapan serta dipromosikan melalui berbagai media dan jaringan mitra pelaku industri pariwisata.
"Melalui upaya tersebut diharapkan peziarah tamu dari berbagai daerah di dalam dan luar Sumsel bahkan luar negeri bisa lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Sulaiman.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Ziarah Kubro, Habib Abdulrahman bin Hasan Alhabsy menjelaskan bahwa Ziarah Kubro adalah kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan warga Kota Palembang khususnya para ulama atau habib secara bersama-sama 10 hari terakhir bulan Sya'ban.
Dalam kegiatan tersebut para ulama dan habib berziarah mengunjungi makam-makam ulama terkemuka di Kota Palembang seperti pemakaman habib di daerah Kambang Koci, Kawah Tekurep hingga pemakaman ulama di Telaga Swidak.
Rangkaian kegiatan itu yakni pembukaannya pada Jumat (21/2) pagi di makam Al Habib Aqil bin Yahya dan Gubah Al Habib Ahmad Bin Syech bin Shahab di Jalan dr M Isa, Palembang, kemudian sore harinya dilanjutkan acara di Pondok Pesantren Ar Riyadh di Jalan KH A Azhari 13 Ulu, Palembang.
Baca juga: Pemkot Palembang ajak warga saksikan teater perang 5 hari 5 malam di atas Sungai Musi
Kemudian pada Sabtu (22/2) pembacaan qasidah burdah di rumah Al Habib Ahmad bin Hasan Al Habsyi di Kampung Al Habsyi Karang Panjang, Lorong BBC 12 Ulu Palembang.
Dilanjutkan ziarah ke Pemakaman Auliya dan Habib Telaga Sewidak 14 Ulu Palembang, ziarah ke Pemakaman Assegaf dan Haul Al Habib Abdurahman bin Alwi Assegaf di 16 Ulu Palembang dan Haul Al Faqihil Muqaddam Tsani Al Imam Al Habib Abdurahman Assegaf di Kampung Al Munawar 13 Ulu Palembang.
Puncaknya Ziarah Kubro pada Ahad (23/2) di Kompleks Pemakaman Ulama dan Aulia Kambang Koci kawasan Pelabuhan Peti Kemas Boom Baru Palembang, serta ziarah ke salah satu ulama Palembang, Kyai Assyekh Abdul Hamid bin Mahmud, atau lebih di kenal dengan Kyai Marogan.
Kompleks makam Kambang Koci merupakan pemakaman para raja atau sultan yang berasal dari Kesultanan Palembang yang juga terdapat makam putra-putri dari Sultan Mahmud Badaruddin I.
Selain itu, di Kambang Koci juga turut dimakamkan para ulama dan wali sehingga menarik peziarah dari berbagai daerah dan luar negeri datang ke tempat tersebut.
Baca juga: Pemkot Palembang larang anak usia di bawah 13 tahun naik menara Jembatan Ampera
Ulama yang dimakamkan di Kambang Koci di antaranya Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor, Habib Muhammad bin Husin Al-Idrus, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, serta beberapa habib terkemuka lainnya.
Kambang Koci sebagai zanbal yang diartikan sebagai pemakaman wali di Kota Tarim, dan Kota Palembang dijuluki oleh para habib sebagai Hadramaut Tsani atau Hadramaut kedua.
Sedangkan di Kawah Tekurep di samping Kambang Koci terdapat beberapa makam para sultan seperti Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo berserta empat istrinya yakni Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gadung dari Malaysia, Ratu Mas Ayu dari China, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang.
Selain itu, juga di areal pemakaman yang memiliki luas sekitar satu hektare itu, juga terdapat makam ulama besar kala itu yakni Imam Sayid Al Idrus yang dikenal guru besar Sultan Mahmud Badaruddin, jelas Ketua Pelaksana Habib Abdulrahman.