Kabupaten Bogor (ANTARA) - Dua guru besar IPB University, Prof Aman Wirakartakusumah dan Prof Florentinus Gregorius Winarno, menyampaikan pandangan terkait wacana transformasi Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadi Sekolah Teknik yang tengah dibahas dalam rencana strategis kampus tersebut.
Dalam forum akademik yang digelar di IPB International Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, Prof Aman menegaskan bahwa Fatetamerupakan institusi multidisiplin yang berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Fateta adalah hibrida dari ilmu teknik, ilmu alam, dan manajemen. Peranannya sangat vital untuk isu pangan, gizi, energi, dan lingkungan dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Prof Aman yang juga Presiden International Union of Food Science and Technology.
Senada dengan itu, Prof Florentinus Gregorius Winarno, pendiri sekaligus mantan dekan Fateta, menyatakan keprihatinannya terhadap arah perubahan yang direncanakan. Ia menekankan pentingnya mempertahankan nilai historis dan fungsi strategis Fateta dalam mencetak pemimpin di bidang teknologi pertanian.
"Fateta dibangun bukan hanya untuk menghasilkan insinyur, tetapi untuk mencetak pemimpin pertanian global. Dulu kami bahkan mendirikan 17 STM Pembangunan Pertanian yang kini menjadi SMK," ujar Prof Winarno, yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Codex Alimentarius Commission (CAC) periode 1991–1995.
Ia menambahkan, Fateta telah menjadi tempat ditempanya berbagai generasi insan pertanian dan teknologi pangan Indonesia, sehingga tidak dapat diperlakukan semata-mata sebagai struktur akademik.
Menanggapi berbagai kritik yang muncul, Dekan Fateta IPB Prof Slamet Budijanto menegaskan bahwa transformasi ke Sekolah Teknik tidak akan menghilangkan keberadaan Fateta.
"Saya pastikan ilmunya justru diperkuat, bukan diperlemah. Tapi kalau mau memastikan bahwa Fateta tetap ada, sekarang rumahnya masih ada," kata Prof Slamet.
Wacana perubahan Fateta menjadi Sekolah Teknik disebut sebagai bagian dari upaya penguatan identitas keilmuan di lingkungan IPB University. Namun, sejumlah pihak berharap agar transformasi tersebut tidak mengurangi peran strategis Fateta sebagai pusat unggulan teknologi pangan dan pertanian tropis yang telah dibangun selama lebih dari 60 tahun.
Baca juga: Direktur BCA ajak mahasiswa IPB belajar adaptif dengan perubahan