Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tidak menutup kemungkinan membeli pesawat jet tempur J-10C buatan China.
"Ada pandangan kesana. Jadi untuk penentuan alat utama sistem senjata (alutsista) juga tidak hanya, 'ya saya beli'," kata Tonny saat ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Penentuan pembelian alutsista TNI AU harus melalui beberapa tahap dan pertimbangan di Dewan Penentu Alutsista (Wantuwanda).
Indonesia, kata KSAU, merupakan negara nonblok yang tidak terlibat konflik dengan negara manapun, sehingga memiliki keleluasaan dalam membeli alutsista.
Sebelumnya, tengah ramai diperbincangkan isu pembelian J-10C untuk memperkuat TNI AU. Pesawat buatan negara tirai bambu ini mencuri perhatian publik setelah dipakai penerbang Pakistan untuk menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Rafale merupakan pesawat tempur yang juga telah dibeli TNI. Kontrak pembelian pun sudah berjalan untuk pembelian 42 unit Rafale sejak 2024 lalu.
Baca juga: Kemenhan jelaskan pembelian 24 pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat masih proses
