Pematangsiantar (ANTARA) - Wali Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Wesly Silalahi menyebutkan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) merupakan wujud keinginan kuat untuk membumikan Al Quran serta menegakkan syiar Islam.
"Hal itu guna memperkokoh nilai-nilai agama dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," katanya diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Pematangsiantar, Zainal Siahaan, saat membuka secara resmi MTQ ke-57 Tingkat Kota Pematangsiantar, Sabtu.
MTQ, lanjut dia, juga merupakan salah satu wadah untuk mendalami arti, makna, dan keindahan Al Quran, sehingga dengan demikian setiap umat Islam di daerah itu benar-benar memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Untuk itu mari kita jadikan MTQ ini sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, serta merekatkan tali silaturahim antarumat beragama," katanya.
Menurut dia, derasnya arus perubahan sosial dan budaya dewasa ini menuntut masyarakat membentengi generasi muda agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
"Untuk itu, kegiatan MTQ ini kita harapkan menjadi salah satu langkah penguatan dan pendalaman nilai-nilai agama, khususnya bagi generasi muda dan masyarakat, serta dapat memberikan motivasi dalam memahami kandungan dan makna Al Quran yang nantinya diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari," katanya.
Kepada para peserta, diingatkan untuk berlomba dengan sungguh-sungguh, sedangkan kepada panitia diharapkan tetap semangat dalam membimbing para peserta.
Madina
Sementara itu di tempat terpisah, MTQ dan pentas seni Islam juga berlangsung di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Wakil Bupati Mandailing Natal, Sumatera Utara, Atika Azmi Utammi Nasution mengajak umat Muslim di wilayah itu menjadikan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sebagai momentum untuk meningkatkan kecintaan terhadap Al Quran sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Membaca Al Quran, bukan mengenai banyak tidaknya, tapi bagaimana meresapinya dan mengimplementasikannya ke dalam kehidupan nyata," ujar Atika saat meresmikan MTQ dan Festival Seni Qasidah dan Nasyid ke-XXIV Tingkat Kabupaten Madina, di Panyabungan, Sabtu.
Acara yang merupakan rangkaian menyambut HUT ke-26 Kabupaten Mandailing yang ke-26 itu, Atika juga mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan momentum tersebut untuk evaluasi lebih baik untuk ke depannya
MTQ dapat menjadi sumber energi dan motivasi bagi umat Muslim untuk senantiasa membumikan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Atika mengajak seluruh umat Islam, khususnya di wilayah Madina untuk senantiasa memaknai acara itu dengan sungguh-sungguh.
"Tahun-tahun lalu kami juga disini membuka kegiatan yang sama, pesannya masih sama dan belum berubah. Artinya ini evaluasi untuk kita semua, bukan hanya kepada pemerintah, kepada anak-anak tapi juga kepada orang tua, pesannya tahun lalu adalah bagaimana kita membentengi moral anak-anak dari kemajuan teknologi," ujarnya.
"Bagaimana transaksi judi online, narkotika yang sangat mudah, akses informasi negatif yang berkeliaran di website-website, ini bagaimana kita memfilter agar moral generasi penerus kita ini dapat kita pagari,"
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu untuk terus melakukan berbagai upaya dalam melahirkan generasi penerus yang unggul di segala bidang yang positif.
Kegiatan yang diikuti 495 peserta dari 23 kecamatan itu, Atika meminta kepada para dewan hakim untuk betul-betul objektif dalam memberikan penilaian kepada para peserta yang mengikuti MTQ tersebut.
Baca juga: Wakil Bupati Madina: MTQ momentum tingkatkan cinta pada Al Quran
Baca juga: Kutai Kartanegara tingkatkan kompetensi qori
Baca juga: MTQH di Palembang usung tema mendidik akhlak para generasi
Baca juga: Indonesia juara umum MTQ Internasional 2025