Bogor (Antara Megapolitan) - Dua perusahan BUMN yakni PT Rajawali dan PT Asuransi Jasindo gunakan layanan Sistem Informasi Pemantau Tanaman Pertanian atau Si Mantap yang diluncurkan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, di Kota Bogor, Selasa.
Menurut Kepala Unit Usaha Pertanian dan Mikro PT Asuransi Jasindo Eka Dwinita Sofa, pihaknya akan menggunakan aplikasi Si Mantap untuk membantu dalam proses perencanaan kegiatan dan juga menentukan besaran klaim asuransi yang akan diberikan kepada petani.
"Kami melihat dari pengembangan yang ada sekarang dan arah pengembangan nantinya, banyak fitur-fitur dari Si Mantap yang bisa kami manfaatkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan efisiensi sumber daya," kata Eka.
Ia mengatakan Asuransi Jasindo saat ini bergerak dalam kegiatan asuran petani padi yang juga didukung oleh pemerintah melalui program fasilitasi bantuan premi asuransi usaha padi. Asuransi usaha padi tersebut menggunakan semua tingkat kerusakan harus diverifikasi di lapangan untuk bisa menetapkan apakah tingkat kerusakan tersebut telah mencapai persentase yang bisa diklaim atau tidak.
Untuk memastikan besaran klaim tersebut tidaklah mudah, lanjutnya, perlu dilakukan verifikasi di lapangan. Persoalannya areal sawah yang sangat besar dan beberapa jenis klaim tertentu seperti serangan hama tikus, wereng coklat yang sempat menjadi isu pertengahan tahun, kemudian banjir merupakan tipikal klain yang relatif besar, bisa mencapai puluhan bahkan ratusan hektare.
"Untuk melakukan verifikasi dengan akur sangat sulit sekali. Karena tidak mungkin mengukur luasan lahan yang ratusan hektare," katanya.
Dengan kondisi tersebut tidak jarang Asuansi Jasindo melakukan banyak estimasi-estimasi luas lahan, sehingga dari sisi perhitungan akan relatif kurang akurat dibandingkan bila menggunakan citra satelit untuk memantau suatu kerusakan lahan, atau mendapat gambaran mengenai kerusakan lahan tersebut.
Menurutnya apabila teknologi Si Mantap yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian sudah stabil dan sudah lengkap semua, maka pihaknya bisa mengandalkan sepenuhnya aplikasi tersebut.
"Tentunya sangat membantu dari sisi efisiensi pembayaran klaim ke petani bisa lebih cepat jadinya, kalau sekarangkan masih manual mengukurnya," kata dia.
Ika menambahkan, kehadiran Si Mantap akan membantu pihaknya dalam memperbaiki dari segi efisiensi proses dalam melakukan verifikasi di lapangan, dan akurasi. Selain itu bermanfaat juga untuk perencanaan.
"Aplikasi ini juga menyiapkan data-data beberapa waktu ke belakang, akan menjadi rujukan dan perencanaan bagi kami, daerah mana saja yang menjadi daerah produksi padi, dan tingkat kerawanan apa saja lebih akurat dalam perencanaan sumber daya," kata Eka.
Sedana dengan Eka, Direktur PT Rajawali Gede Maivera mengatakan untuk mewujudkan negara yang swasembada pangan diperlukan peralatan atau teknologi yang mendukung kegiatan pemantauan di lapangan. Seperti di industri gula untuk mengetahui perkembangan tanaman tebu, sampai masa penebangan dapat terpantau dengan Si Mantap.
"Dengan aplikasi Si Mantap berapa lahan yang sudah tertanam, sampai berapa luas lahan yang kita miliki, berapa lahan yang akan panen bisa terpantau tidak harus ke lapangan, dari layar telepon genggam bisa dilakukan," katanya.
Menurutnya Si Mantap membantu perusahan dalam hal monitoring lapangan, sehingga tidak ada yang hilang atau semua dapat terpantau dengan akurat. Berbeda dengan pantauan di lapangan oleh satu petugas yang belum tentu dapat memantau secara detil setiap hari.
"Dengan Si Mantap semua bisa terpantau dengan akurat setiap harinya," kata Gede.
Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (Si Mantap) berbasis penginderaan jauh menyajikan informasi secara dinamik pemantauan tanaman padi, jagung, tebu, cabai, dan bawang merah berbentuk spasial (peta), tabular dan grafik.
Dua BUMN Gunakan Aplikasi Si Mantap
Rabu, 22 November 2017 7:17 WIB
Dengan Si Mantap semua bisa terpantau dengan akurat setiap harinya.