Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Tengah terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mencegah "lipstick effect" dan "doom spending".
Kepala OJK Kalteng Primandanu Febriyan Aziz di Palangka Raya, Minggu, mengatakan dalam perkembangan sektor keuangan saat ini dikenal beberapa fenomena, seperti "lipstick effect" dan "doom spending", yakni masyarakat terutama anak muda, cenderung lebih senang menghabiskan uang dengan membeli produk-produk kecil dan terjangkau namun dalam jumlah banyak.
"Kondisi ini menjadikan seseorang menjadi impulsif serta menguras tabungan atau dana daruratnya," jelasnya.
OJK Kalteng terus melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai kalangan masyarakat, dalam meningkatkan literasi keuangan yang mereka miliki.
Sosialisasi dan edukasi yang OJK Kalteng gelar menyasar kalangan mahasiswa, aparatur sipil negara, pekerja swasta, pekerja sektor perkebunan, tenaga kesehatan, serta lainnya.
Diharapkan melalui gencarnya sosialisasi dan edukasi yang OJK lakukan di berbagai wilayah dan kalangan di Kalteng, dapat mencegah berbagai permasalahan yang dialami masyarakat pada sektor keuangan, termasuk "lipstick effect" dan "doom spending".
Adapun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 untuk Kalimantan Tengah, inklusi keuangan sebesar 81,30 persen, sedangkan literasi keuangan sebesar 32,73 persen.
Baca juga: OJK: 18 penyelenggara pasar modal dapat izin
Baca juga: OJK setujui Pegadaian usaha bulion