Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis Pemerintahan Prabowo Subianto bersama dunia usaha dapat mengatasi berbagai tantangan dan menciptakan banyak peluang untuk mendorong pertumbuhan secara optimal menuju 8 persen dengan merealisasikan program strategis pemerintah.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie di Jakarta, Selasa, mengatakan salah satu hal yang paling penting untuk Indonesia saat ini adalah investasi.
Menurut dia, untuk menghadirkan investasi ke Indonesia yang penting untuk digarisbawahi adalah mengenai kepastian hukum yang akan menjadi cikal bakal kebangkitan atau keberlanjutan dari investasi yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
"Kami melihat investasi walaupun masih ada tantangan di sana-sini baik dari luar negeri dan dalam negeri, tetap mempunyai potensi yang luar biasa. Kemarin dalam waktu dua mingguan mendampingi lawatan (Presiden Prabowo Subianto) ke luar negeri, ke China, Amerika Serikat (AS), Peru, Brasil dan Inggris, Bapak Presiden memiliki kemampuan untuk meyakinkan investor dan berhasil mendapatkan komitmen investasi. Saya rasa ini suatu start yang bagus yang bisa membuat momentum yang baik ke depannya," ungkap Anindya dalam sambutannya secara daring pada acara “Kadin: Global and Domestic Economic Outlook 2025” di Jakarta, Senin (30/12).
Program-program seperti makanan bergizi gratis dan lumbung pangan, juga program pengampunan utang UMKM juga bisa membuat para pelaku UMKM beraktivitas kembali dalam dunia usaha.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia Aviliani mengatakan meski ada tantangan dari eksternal tetapi potensi di domestik (dalam negeri) sangat besar. Sehingga kalau pun nanti ada kebijakan di AS dan China terkait dengan perdagangan maka Indonesia harus fokus pada pasar domestik yang sebenarnya bisa dikembangkan.
Aviliani menilai ke depan suku bunga diperkirakan masih akan menjadi tantangan karena walaupun turun hanya akan mencapai 50 basis poin.
"Nah di sisi yang lain, rupiah itu akan tergerus karena memang insentif yang diberikan oleh eksternal yaitu AS dan China bisa membuat capital outflow (arus modal keluar). Sehingga tantangan ke depan ini masih akan terjadi bunga tinggi maka pengusaha harus pandai-pandai kalau bunga tinggi apa yang harus dilakukan? Apakah dia melunasi utang? Apakah dia bisa IPO? Ini adalah sebuah challenge buat pengusaha," kata Avi.
Baca juga: Pemkab Bogor berikan penghargaan kepada Kadin
Baca juga: Kadin prediksi perputaran uang selama libur Nataru bisa capai Rp100 triliun