Jakarta (ANTARA) - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) secara bertahap mengoperasikan sebanyak 200 bus listrik yang mulai diluncurkan pada Selasa (10/12) lalu di berbagai koridor termasuk koridor 2.
Dengan dioperasikannya beberapa unit bus listrik yang diluncurkan di koridor 2, maka kini koridor tersebut telah sepenuhnya mengoperasikan bus listrik.
"Full koridor 2 sudah menggunakan bus listrik dan nanti bertahap koridor lain sampai 31 Desember (2024) kami juga akan implementasikan (bus listrik)," kata Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Damri luncurkan 90 bus listrik baru untuk layanan Koridor TransJakarta
Baca juga: DKI Jakarta targetkan seluruh armada bus Transjakarta berbasis listrik pada 2030
Adapun koridor 2 Transjakarta melayani rute Pulo Gadung-Monumen Nasional (Monas). Namun, Welfizon tak menyebutkan jumlah unit bus listrik yang beroperasi di koridor tersebut.
"Kami mendapatkan respon yang sangat positif dari pelanggan terutama di koridor 2, karena ini menjadi pengalaman baru untuk pelanggan," kata Welfizon.
Transjakarta telah meluncurkan sebanyak 200 unit bus untuk menggenapi target 300 unit bus yang dioperasikan Transjakarta hingga akhir tahun 2024.
Peluncuran 200 unit bus listrik ini merupakan kolaborasi antara PT Transjakarta dengan operator antara lain Perum Damri, PT Bianglala Metropolitan dan PT Sinar Jaya.
Baca juga: TransJakarta operasikan lebih dari 4.000 armada bus dan 2.968 mikrotrans di tahun 2024
Dituturkan Welfizon, Jakarta berkomitmen mengurangi emisi karbon, dengan target "net zero emission" pada 2050 dan dapat mencapai 100 persen elektrifikasi kendaraan umum pada 2030.
Lalu, dengan bus listrik, potensi ini meningkat menjadi 422 ribu ton CO₂e (karbodioksida ekuivalen) atau setara dengan menanam 1,5 juta bibit pohon atau mendaur ulang 32 ribu ton sampah.
Selain itu, dengan hadirnya bus listrik, Transjakarta dapat menghadirkan moda transportasi yang lebih efisien dan hemat biaya operasional hingga 5-10 persen.
Hal ini, kata dia, terlebih jika memperhitungkan penghematan dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) angka penghematan dapat mencapai 18-20 persen.