Kota Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat, menangani sebanyak 7.310 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama periode Januari hingga November 2024.
“Dari 7.310 kasus tersebut sebanyak 7.280 pasien telah sembuh dan 29 orang meninggal dengan angka kematian saat ini berada di 0,4 persen, masih di bawah ambang batas satu persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani di Bandung, Senin.
Ira menjelaskan penyebab tingginya jumlah orang terserang penyakit DBD, salah satunya yaitu kemarau panjang yang menyebabkan nyamuk Aedes aegypti bertelur dengan baik dan menetas saat musim hujan.
“Ketika memasuki musim hujan membuat permukaan air naik, jadi telur yang menempel di dinding itu sekarang teredam air. Telur tersebut menetas jadi nyamuk Aedes aegypti dewasa yang menjadi penular virus Dengue,” katanya.
Baca juga: Antisipasi DBD, Pemkot Bandung minta warga perhatikan talang air rumah
Oleh karena itu saat memasuki musim hujan ini, ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD dengan menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Salah satunya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan atau wilayah kecamatan, sehingga mampu menekan angka kasus DBD di Kota Bandung.
“Kami juga mendorong gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Masyarakat diharuskan memeriksa ada tidaknya jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar. Jika diperlukan, bubuk Abate dapat digunakan dan tersedia gratis di puskesmas terdekat,” katanya.
Baca juga: Kota Bandung jadi daerah terbanyak kasus DBD di Jabar
Ira mengungkapkan Dinkes Kota Bandung juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi musim hujan dan mencegah peningkatan kasus DBD, seperti penguatan layanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas hingga penyuluhan yang dilakukan melalui media sosial dan sekolah-sekolah.
“Kami berharap masyarakat dapat bersama-sama mencegah penyebaran DBD dan meminimalkan risiko selama musim hujan. Kewaspadaan dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman DBD,” kata Ira.