Jakarta (ANTARA) - Sejumlah tempat wisata alam di Karawang, Jawa Barat mulai ditertibkan oleh pemerintah kabupaten untuk mencegah terjadinya dampak yang signifikan dari potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi selama musim hujan yang diprakirakan berlangsung pada medio November 2024 hingga Maret 2025.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Karawang, Mahpudin, dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Mahpudin menjelaskan bahwa dalam beberapa hari ke depan warung-warung dadakan di sekitar destinasi wisata yang berada di hulu aliran Sungai Cigentis juga menjadi sasaran utama penertiban oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.
Baca juga: Pengunjung wisata alam Curug Cigentis Karawang diperkirakan melonjak akhir pekan
Kawasan hulu aliran Sungai Cigentis menjadi tujuan andalan bagi warga sekitar ataupun wisatawan luar kota untuk berlibur ke Karawang, dikarenakan di lokasi tersebut tersedia pemandian dan air terjun yang airnya mengalir dari Gunung Sanggabuana.
Namun, menurut dia, di balik indahnya panorama alam itu terdapat potensi banjir luapan dari Gunung Sanggabuana, sehingga perlu dilakukan penertiban ataupun penataan supaya masyarakat terhindar dari bahaya.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Selasa (19/11) kemarin, di mana kawasan tersebut dilanda banjir bandang dengan volume air yang besar setelah hujan dengan intensitas deras mengguyur bagian hulu sungai.
Baca juga: Longsor terjadi di kawasan wisata Curug Cigentis Karawang
“Beruntung peristiwa terjadi pada petang hari di mana sudah sepi pengunjung sehingga tidak ada korban, hal ini juga diperkuat setelah petugas melakukan penyisiran aliran Sungai Cigentis,” kata dia.
Ia mengungkapkan bahwa banjir sempat menggenangi delapan desa di Kecamatan Tegalwaru bahkan memicu tanah longsor berketinggian 6 meter dan panjangnya 50 meter, sehingga menjadikan ini adalah bencana yang terbesar selama 10 tahun terakhir di Karawang.
BPBD Karawang mengonfirmasi sampai dengan Rabu (21/11) dua rumah warga di Desa Mekarbuana dilaporkan rusak dan timbunan material longsor memutus akses jalan penghubung antardesa.
Baca juga: Karawang maksimalkan potensi wisata dukung percepatan pertumbuhan ekonomi
Hingga saat ini petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Tagana dan Dinas PUPR Kawarang masih bersiaga untuk mencegah terjadinya bencana banjir susulan seiring adanya potensi hujan yang berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncaknya sampai awal tahun depan.
“Tidak ada yang lebih baik kecuali untuk mencegah jangan sampai cuaca ekstrem menimbulkan dampak yang signifikan kepada masyarakat,” kata Mahpudin.