Kota Bogor (ANTARA) - Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga (KNPK) Indonesia menggelar seminar nasional bertema Urgensi dan Tantangan Implementasi Pekerjaan Ramah Keluarga (PRK) di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Seminar ini dihadiri oleh puluhan peserta dan menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua Umum KNPK Indonesia yang juga Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB Prof Euis Sunarti, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko LKBN Antara Nina Kurnia Dewi, dan Pemikir Kebijakan Publik Indonesia Achmad Nur Hidayat.
Ketua Umum KNPK Indonesia Prof Euis Sunarti di Kota Bogor, Kamis, mengatakan kegiatan ini diharapkan bisa mengadvokasi banyak pihak, termasuk pemerintah terkait implementasi PRK.
“Karena ini bukan hal baru, jadi kami ingin mendorong banyak pihak untuk bersama-sama menemukan beberapa hal yang dianggap penting, misalnya mendorong ke pemerintah, organisasi, dan sebagainya untuk memperbanyak best practices,” jelasnya.
Lebih lanjut Euis menjelaskan kebanyakan saat ini pekerja dituntut untuk bekerja, bisa melewati jam kerja pukul 17.00 WIB. Bahkan ada juga yang bekerja pada akhir pekan, dengan harapan masih bisa dipekerjakan dan tidak dipecat perusahaan.
Namun, lanjut Euis, hal itu justru malah menurunkan energi di fungsi lain yang sama penting yaitu energi ekspresif, seperti cinta kasih, perlindungan kepada anak, mengajarkan agama, dan mengajarkan pendidikan lain.
“Maka kemudian yang terjadi adalah persoalan sekarang. Penyimpangan masalah mental,” ucapnya.
Euis menyebutkan masalah mental di kalangan pekerja ini ibarat puncak es yang akarnya harus ditangani. Salah satunya, dengan melakukan penyeimbangan melalui pemerintah yang diamanahi oleh undang-undang sebagai pembangun keluarga.
“Kemudian membuat regulasi, kebijakan, dan memberikan contoh kepada stakeholder lain yang merujuk pada keseimbangan fungsi-fungsi keluarga,” kata Euis.
Seminar nasional ini digelar juga dalam rangka memaknai Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXXI dan Hari Anak Nasional (HAN) 2024.