BMKG di Jakarta, Kamis mencatat gempa bumi itu berpusat di laut, tepatnya di koordinat 8,09 lintang selatan dan 107,34 bujur timur atau 114 km barat daya Garut dengan kedalaman 18 km.
BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi.
Baca juga: Gempa magnitudo 5 guncang Pulau Enggano Bengkulu pada Rabu pagi
Baca juga: Tiga rumah di Kabupaten Sukabumi rusak terdampak gempa M-5,4
Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini telah menaikkan status bahaya vulkanik Gunung Slamet di Jawa Tengah, dari sebelumnya level I atau normal menjadi level II atau waspada.
"Kegempaan yang terekam selama tanggal 1 sampai 18 Oktober 2023 adalah 2.096 kali gempa embusan," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Selain gempa embusan, PVMBG juga merekam ada tiga kali gempa tremor harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, tujuh kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,2 sampai 6 milimeter (dominan 2 milimeter).
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 guncang wilayah Sukabumi
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 guncang wilayah Sukabumi
Pada tanggal 1 Oktober 2023, PVMBG merekam peningkatan amplitudo gempa tremor menerus dari 2 milimeter menjadi 3 milimeter. Kemudian, pada 18 Oktober 2023, terekam gempa tremor harmonik dengan durasi maksimum sekitar 1 jam 18 menit.
"Kegempaan Gunung Slamet ditandai dengan peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti oleh terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang," kata Hendra.