Jakarta (ANTARA) - Perumda Air Minum (PAM) Jaya menggaet akademisi dari Universitas Indonesia untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, melakukan kajian, penelitian dan pengukuran ketahanan pelayanan air minum di DKI Jakarta.
Direktur Utama (Dirut) PAM JAYA Arief Nasrudin mengatakan dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, pihaknya melakukan pengayaan dengan berbagai perspektif termasuk dari bidang akademisi.
"Ini salah satu bentuk optimisme kami untuk merangkul berbagai pihak sehingga tujuan PAM JAYA dipenuhi oleh bentuk-bentuk pengayaan dari berbagai perspektif," katanya pada Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara PAM JAYA dan Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Kamis
Sebagai langkah konkret, pihaknya melakukan peninjauan ke masyarakat melalui jalur akademisi, yakni Unit Kerja Khusus (UKK) Sekolah Kajian Strategi dan Global Universitas Indonesia (SKSG) atau Cetre for Strategic& Global Studies" (CSGS) dari UI.
"Melalui UKK SKSG UI ini, kami akan melakukan 'assesment' (penilaian) mengenai apa yang sudah kami lakukan dalam hal pelayanan pelanggan," katanya.
Baca juga: Akses air bersih melalui perpipaan di DKI Jakarta 94 persen dipasok dari luar daerah
Nantinya ada penilaian dari pelanggan tentang seberapa cepat PAM JAYA memberi respon soal perbaikan-perbaikan yang selama ini dilakukan.
Ia menuturkan, pihaknya tidak hanya fokus pada pekerjaan fisik, tetapi juga pada pendekatan dengan masyarakat.
"Jadi kita enggak hanya memikirkan untuk pengerjaan ke depannya, tetapi pelayanan pelanggan juga harus diperhatikan," ungkapnya.
Namun untuk peninjauan kepada pelanggan tersebut, pihaknya belum merinci kepastiannya.
"Seharusnya hari ini ya, sudah diadakan pertemuannya, cuma memang ada benturan pertemuan lain juga dan kebetulan kemarin juga ada hari libur nasional. Intinya secepatnya akan kita lakukan 'assesment'," ungkap Arif.
Baca juga: PAM Jaya butuh tambahan 36 persen untuk penuhi target layanan pada 2030
Ia mengatakan digaetnya akademisi dari Universitas Indonesia juga ditujukan untuk riset-riset mengenai dampak lingkungan dan sosial dari pembangunan yang akan dilakukan PAM JAYA.
Pada kesempatan yang sama, Kepala UKK SKSG UI, Shobichatul Aminah mengatakan, keterlibatan pihaknya dalam program PAM JAYA ini sebagai pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya pengabdian masyarakat.
"Jadi bagaimana UI bisa berperan dalam penyelesaian masalah-masalah dalam masyarakat, dalam hal ini ketahanan air," ungkapnya.
Ia mengatakan, ke depannya kerja-kerja kolaborasi akan banyak berupa riset, edukasi dan sosialisasi. "Sebagai bentuk kolaborasi kita, nanti akan dilakukan riset, edukasi dan sosialisasi terkait pengurangan penggunaan air tanah," katanya.
Pendekatan kepada masyarakat tidak bisa dilakukan begitu saja. "Tetapi harus lakukan secara persuasif sehingga tidak terjadi gejolak dalam masyarakat," ungkapnya.
Sekretaris Pusat Riset Ketahanan Nasional (PRKN) Pamela Cardinale mengatakan, pihaknya juga memfokuskan riset pada ketahanan nasional. Salah satu prioritasnya adalah ketahanan air.
"Ketahanan atau krisis air adalah salah satu isu global. Jadi untuk mendukung Jakarta menjadi kota global, saya pikir kerja sama (PAM JAYA dan UKK SKSG Universitas Indonesia) ini menjadi penting," katanya.
"Untuk kemudian menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya prioritas ketahanan air," ungkap Pamela.
Pamela berharap bersama PAM JAYA dan akademisi, pihaknya dapat membantu DKI Jakarta melakukan mitigasi resiko, khususnya tentang masalah krisis air di DKI Jakarta atau pentingnya ketahanan air bagi Jakarta sebagai kota global.
"Mitigasi resiko ini akan menjadi program jangka panjang yang bisa memastikan masyarakat untuk mendeteksi dini soal krisis air dan juga terkait peran PAM JAYA dalam transformasi air tanah menjadi air perpipaan," ungkap dia.
PAM JAYA gandeng akademisi UI tingkatkan pelayanan bagi masyarakat
Kamis, 20 Juli 2023 14:39 WIB
Ini salah satu bentuk optimisme kami untuk merangkul berbagai pihak sehingga tujuan PAM JAYA dipenuhi oleh bentuk-bentuk pengayaan dari berbagai perspektif.