Washington (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden pada Jumat (7/7) mengatakan bahwa negaranya telah sepenuhnya menghancurkan persediaan senjata kimia dan memenuhi komitmen jangka panjang di bawah perjanjian internasional pelucutan senjata.
"Hari ini, saya dengan bangga mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah dengan aman menghancurkan amunisi terakhir dalam persediaan itu -- membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia yang bebas dari keseraman senjata kimia," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Biden mengatakan AS, salah satu negara yang menandatangani Konvensi Senjata Kimia 1997, akan memperbarui komitmennya untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca juga: Ini dia, Korea Utara akan bergabung hentikan uji nuklir
Konvensi Senjata Kimia (KSK) merupakan suatu perjanjian internasional di bidang pelucutan senjata yang melarang produksi, penimbunan dan penggunaan senjata kimia. KSK mulai berlaku pada 1997.
Administrasi dari implementasi KSK dilakukan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang merupakan organisasi independen dan tidak berada di bawah naungan PBB. Hingga saat ini terdapat 193 negara pihak KSK.
Lebih lanjut, Biden mengatakan bahwa ini menjadi momen pertama kali OPCW memberikan verifikasi penghancuran seluruh kategori senjata pemusnah massal yang dilaporkan. Biden memuji penyelesaian proses penghancuran senjata kimia di AS yang membutuhkan waktu lebih dari 30 tahun.
Baca juga: Pakar senjata kimia masuki serangan di Suriah
Dia mendesak Rusia dan Suriah untuk kembali mematuhi perjanjian dan mengakui program-programnya yang tidak dilaporkannya. Biden menuding kedua negara tersebut melakukan "kekejaman dan serangan yang keji."
OPCW mengatakan telah memastikan penghancuran amunisi terakhir senjata kimia milik Amerika Serikat di sebuah fasilitas di Kentucky.
"Ini adalah langkah penting untuk mencapai misi organisasi untuk menghapuskan semua senjata kimia secara permanen," kata Direktur Jenderal OPCW Fernando Arias.
Baca juga: Mengganti Penguasa Suriah Salah Satu Prioritas Amerika
Senjata kimia terakhir yang dilaporkan AS di fasilitas itu adalah sejumlah roket yang diisi dengan agen saraf GB, yang juga dikenal sebagai sarin, menurut laporan Associated Press.
Associated Press juga melaporkan bahwa roket tersebut telah ada sejak 1940-an. Adapun persediaan bahan kimia yang berada di AS mencapai lebih dari 30.000 ton pada akhir Perang Dingin.
Sumber: Kyodo-OANA
Joe Biden sebut AS telah sepenuhnya hancurkan persediaan senjata kimia
Sabtu, 8 Juli 2023 17:06 WIB