Washington (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden sangat puas dengan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dicapai melalui proses perundingan yang lama dan sulit guna mengakhiri perang 15 bulan yang telah membuat kehidupan Rakyat Palestina di sana bak neraka.
“Tidak ada cara lain untuk mengakhiri perang ini selain dengan kesepakatan pembebasan sandera," kata Biden dalam pernyataan Gedung Putih, Rabu waktu setempat.
“Rakyat Palestina telah melalui neraka. Terlalu banyak orang tak bersalah tewas, terlalu banyak masyarakat yang hancur. Dalam kesepakatan ini, Rakyat Gaza akhirnya dapat pulih dan membangun kembali. Mereka bisa menatap masa depan tanpa Hamas berkuasa,” katanya.
Baca juga: Biden: kemajuan nyata telah dicapai pada kesepakatan Gaza
Ia menjelaskan tiga fase kesepakatan, pertama, dimulai dengan periode enam minggu di mana gencatan senjata penuh dan menyeluruh akan diberlakukan, bersamaan dengan penarikan pasukan Israel dari seluruh area berpenduduk di Gaza, serta pembebasan sejumlah sandera yang ditahan Hamas, termasuk wanita, lansia, dan mereka yang terluka.
Fase kedua mencakup pertukaran lebih lanjut antara tahanan untuk pembebasan sandera yang tersisa di Gaza, termasuk tentara pria. Ketiga, pemulangan jenazah sandera yang tewas di Gaza kepada keluarga mereka, serta dimulainya rencana rekonstruksi besar-besaran untuk Gaza.
Kesepakatan gencatan senjata ini tercapai pada hari ke-467 setelah serbuan rezim zionis biadab Israel ke Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 46.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023. Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan lintas batas Hamas itu, dan sekitar 250 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Sejumlah pemimpin dunia sambut kesepakatan gencatan senjata untuk akhiri agresi Israel ke Gaza