Bogor (Antara Megapolitan) - Komisi Pengendalian HIV/AIDS (KPA) dari Nepal, Myanmar dan Thailand mengunjungi Kota Bogor, Jawa Barat, dalam rangka melihat lebih dekat penanganan dan pelayanan terhadap orang dengan AIDS atau ODA, Selasa.
Menurut Thawdar Htun dari Myanmar Positive Group (National PLHIV Network), Kota Bogor khusus dan Indonesia umumnya memiliki program yang bagus dalam pelayanan kesehatan bagi para ODA.
"Berbeda dengan negara kami, ODA sangat sulit memproleh layanan kesehatan. Negara tidak terlalu memiliki kepedulian maupun dalam kebijakan anggaran," kata Htun.
Kondisi serupa diamini oleh Achut perwakilan KPA dari Nepal dan Omar Syarif dari Thailand. Ketiganya menyatakan bahwa negara mereka penderita ODA sulit mendapatkan akses layanan kesehatan, berbeda dengan Indonesia.
"Ini menjadi masalah besar bagi negara kami," kata Achut.
Ketiga delegasi KPA Nepal, Thailand dan Myanmar sepakat, hasil kunjungan ke KPA Kota Bogor menjadi informasi yang menambah optimistis relawan untuk mendorong kepedulian pemerintah terhadap ODA.
"Kami kagum dengan Indonesia, para ODA mendapat perlindungan. Bahkan mendapat biaya untuk perawatan kesehatan," kata Omar dari Thailand.
Menurut Omar, pihaknya semakin yakin dapat mengimplementasi kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kota Bogor dalam memberikan layanan kesehatan kepada para ODA.
"Kami dapat banyak pelajaran dari Indonesia termasuk Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana KPA Kota Bogor Iwan Suryawan menyebutkan, Kota Bogor kerap menjadi studi banding negara-negara luar untuk mempelajari penanganan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Bogor.
"Kunjungan ini untuk yang kesekian kalinya. Tujuannya untuk melakukan studi banding tentang penanganan dan penanggulangan AIDS di Kota Bogor," katanya.
Ia menyebutkan, Bogor menjadi "best practice" bagi masyarakat luar negeri, selain Myanmar, Thailand dan Nepal. Juga dikunjungi KPA dari India, dan New York Amerika Serikat.
"Kota Bogor memiliki keunikan dalam penanggulangan HIV/AIDS, di mana semua elemen turun bergerak bersama-sama. Tidak hanya pemerintah saja, tetapi KPA, LSM, dan unsur masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap HIV/ADIS," katanya. ***4***
T.KR-LR
(T.KR-LR/B/F003/F003) 23-08-2016 23:17:34
Komisi HIV/AIDS Tiga Negara Kunjungi Kota Bogor
Rabu, 24 Agustus 2016 14:46 WIB
Kami kagum dengan Indonesia, para ODA mendapat perlindungan. Bahkan mendapat biaya untuk perawatan kesehatan.