Dengan lantang Bima Arya menegaskan kepada pendiri Hollywings Invan Tanjaya dan investor kafe tersebut Hotman Paris Hutapea bahwa jika menyediakan alkohol di atas lima persen pasti tidak akan diizinkan.
"Tidak ada alkohol di atas lima persen, itu yang pertama," ujar Bima Arya dalam sambutannya di Kota Bogor, Selasa.
Menggerakkan empat jari tangannya, Bima menyebut selain tidak diperkenankan menjual alkohol di atas lima persen, yang kedua ia juga tidak ingin ada kejadian-kejadian seperti di kota-kota lain yang gaduh dan menyebabkan anak muda keluar dari Hollywings dalam keadaan mabuk hingga tidak sadarkan diri.
Kemudian yang ketiga, ada kearifan lokal dalam konsep kafe Hollywings di kota hujan itu. Bima ingin ada minuman khas Sunda seperti bajigur dan bandrek yang dijual di sana menggantikan minuman keras yang biasa disajikan di kota lain.
"Jangan ketawa, saya serius. Ini kebanggaan orang Sunda, itu ada di meja saya, terima kasih Mas Ivan telah menyediakan," kata Bima.
Bima pun mengambil bajigur tersebut yang diangkat Hotman Paris untuk ditunjukkan kepada hadirin.
Pembukaan Hollywings di Kota Bogor dihadiri tokoh agama dan santri dari pondok pesantren setempat.
Selanjutnya, yang keempat Bima memberi syarat agar Hollywings menaati peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 yang kini berlaku di Kota Bogor.
Jam operasional kafe itu harus mengikuti aturan hanya sampai pukul 21.00 dengan kapasitas pengunjung 50 persen dan melaksanakan protokol kesehatan.
"Semoga dengan begitu tempat ini memberi keberkahan dan manfaat untuk Kota Bogor," kata Bima.