Kupang, NTT (Antara Megapolitan) - Sumber air tanah ternyata mulai mengering sebagai dampak dari El Nino, di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebagian warga Desa Iligai, Kecamatan Lela, Pulau Flores itu terpaksa mengonsumsi air dari batang pisang.
Kepala Desa Iligai Valentino Mayong , Senin, mengatakan konsumsi air dari batang pisang dan pohon peri merupakan pilihan terakhir bagi warga setempat, karena sumber mata air yang ada sudah mulai mengering.
Menurut dia, tanaman pisang dan pohon peri itu diyakini masyarakat setempat dapat menghasilkan air yang banyak sehingga dimanfaatkan untuk masak dan minum.
"Warga setempat sudah tidak sanggup lagi mengambil air dari sumber mata air yang jauh, karena debitnya pun terus berkurang dan sebagiannya lagi sudah mengering akibat El Nino," ujarnya kepada Antara.
Ia mengatakan pemerintah kecamatan sudah mengatasi masalah tersebut dengan "tangkinisasi" namun masyarakat desa tidak sanggup membeli, karena harganya mencapai Rp500.000 sampai Rp1 juta per tangki.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka Silvanus Tibo mengatakan masalah kekeringan tidak hanya melanda Sikka, tetapi juga daerah lainnya di NTT.
"Masyarakat tidak perlu panik, karena sudah saatnya kita sudah memasuki musim kemarau panjang. Tidak perlu kita persoalkan, karena masalah ini merupakan fenomena alam yang tidak bisa dibendung oleh manusia," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah sudah mengantisipasinya dengan gerakan "tangkinisasi" untuk mendistribusikan air kepada warga yang tengah dilanda kekeringan.