Bogor (Antara) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengharapkan Fakultas Kehutanan IPB dapat melahirkan rimbawan-rimbawan atau alumni fakultas kehutanan yang tangguh dan handal yang mampu menjawab tantangan global dalam pembangunan kehutanan.
"Saat ini kita memerlukan rimbawan-rimbawan handal, dengan segala persoalan yang dihadapi sektor kehutanan. Diharapkan IPB sebagai perguruan tinggi tertua khususnya di Fahutan bisa mengambil peran besar," kata Menteri saat menjadi pembicara utama dalam seminar nasional Kehutanan Indonesia Baru dalam rangka Dies Natalis ke-50 Fahutan IPB, di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Menteri menyebutkan di era globalisasi saat ini terutama di era otonomi yang sangat luas, persoalan menjaga lingkungan, mengelola kawasan tidaklah mudah untuk menjelaskan, memberikan tanggung jawab, dan pengertian kepada masyarakat luas.
"Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang handal yang mengerti dan memahami dan memiliki tanggung jawab serta kecintaan terhadap lingkungan dan kehutanan. Di IPB inilah tempat kita berharap," ujar Menteri.
Menteri menuturkan, kedepan Indonesia akan menghadapi empat masalah besar yang memerlukan perhatian serius semua pihak, yakni perkembangan penduduk, distribusi penduduk yang tidak merata, urbanisasi, perekonomian.
Didalam permasalahan tersebut berkaitan dengan isu lingkungan hidup dan pemanasan global. Pertumbuhan penduduk dunia yang pada 2050 diprediksikan mencapai 9 miliar jiwa ini akan sangat berpengaruh kepada sektor kehutanan.
"Data di BPS pada 2015 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan naik menjadi 255,8 juta jiwa. Ancaman kemiskinan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap lingkungan dan hutan. Kebutuhan akan lahan, lahan produktif khususnya hutan akan menjadi sasaran," kata Menhut.
Oleh karena itu, lanjut Menteri, menghadapi tantangan global di 2050, diperlukan sumber daya manusia handal yang mampu menjadi pejuang hutan dalam menyelamatkan hutan dari ancaman kerusakan.
Hal ini mengingat di dunia hanya tinggal Brazil dan Indonesia yang masih memiliki hutan tropis yang terawat dengan baik. Sementara di negara-negara seperti Australia dan beberapa negara Eropa lainnya telah lebih dulu dieksploitasi hutannya.
"Fahutan IPB diminta berpartisipasi menghadapi permasalahan global. Konsep Indonesia baru, diharapkan IPB memberikan peluang kepada anak bangsa untuk melanjutkan studi kehutanan di seluruh daerah-daerah. Sehingga lahirnya SDM Fahutan yang handal yang mampu menjawab tantangan global," ujar Menteri.
Sementara itu, Wakil Rektor IPB bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Yonni Koesmaryono menyatakan, peran hutan sangat besar bagi dunia. Mengingat saat ini hanya tinggal Indonesia dan Brazil yang masih mempunyai hutan tropis.
"Megabiodiversitas Indonesia sangat luar biasa. Namun, tantangan perubahan iklim dan tata kelola lahan yang saat ini menjadi pembicaraan dunia, menuntut kita untuk menata dan mengelola hutan lebih baik lagi," kata Yonni.
Yonni menyebutkan, tantangan yang harus dicarikan solusinya adalah bagaimana mengelola hutan secara berkelanjutan. Dimana saat seluruh dunia tengah melihat Indonesia yang sedang mengelola hutannya, karena tidak semua negara memiliki hutan tropis, sehingga menjadikan hutan tersebut sebagai paru-paru dunia.
"Diharapkan melalui kegiatan ini, dapat memberikan gagasan-gagasan ide untuk pengelolaan hutan ke depan lebih baik," ujar Yonnie.
Seminar Nasional Kehutanan Indonesia Baru diselenggarakan Fahutan IPB dalam rangka pekan semarak kehutanan merayakan Dies Natalis ke-50 Fahutan IPB.
Seminar tersebut mengusung tema "Menggali nilai-nilai kehutanan baru Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan hutan berkelanjutan" dengan menghadiri sejumlah pembicara diantaranya Menteri Kehutanan, Bappenas, Direktur Jasa Lingkungan, Dirjen PHKA Kemenhut, dan pembicara dari IPB.
Menhut harapkan IPB lahirkan SDM rimbawan handal
Rabu, 25 September 2013 20:06 WIB
"Megabiodiversitas Indonesia sangat luar biasa. Namun, tantangan perubahan iklim dan tata kelola lahan yang saat ini menjadi pembicaraan dunia, menuntut kita untuk menata dan mengelola hutan lebih baik lagi,"