Bogor (Antara) - Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Hatta Rajasa mengatakan, gerakan ekonomi baru yang tengah dirumuskan oleh dewan pakar ICMI haruslah berbasis pada pengetahuan.
"Gerakan ekonomi baru berbasis pengetahuan ini maksudnya adalah nilai tambah. Bagaimana perekonomian kedepannya dilengkapi inovasi, ilmu dan teknologi," kata Hatta, saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Dewan Pakar ICMI di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Menko Perekonomian itu menjelaskan, selama ini Indonesia masih lebih banyak mengekspor bahan mentah, sehingga tidak mendapat nilai tambah.
"Dengan mengekspor bahan mentah, kita tidak mendapatkan neraca kerja. Artinya tenaga kerja kita yang terampil tidak mendapat kesempatan, karena semuanya diekspor mentah," katanya.
Dengan gerakan ekonomi berbasis pengetahuan, lanjut Hatta, bahan mentah yang dihasilkan diolah terlebih dahulu dengan inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh negeri sendiri. Maka hilirisasi dan industrialisasi di Indonesia memiliki nilai tambah.
"Dengan begitu ada inovasi di sana, tenaga kerja menjadi terampil, dan ini akan berkelanjutan," ujarnya.
Hatta mengatakan, dengan sektor perekonomian yang berkelanjutan, akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga menjadi sumber kekuatan dan menjadikan ekonomi tumbuh.
"Ini yang disebut gerakan ekonomi berbasis pengetahuan, pilarnya ada pada sumber daya berkelanjutan, ilmu dan teknologi," ujarnya.
Menurut Hatta, pemerintah sudah memulai mengurangi ekspor produk mentah. Pada 2014 larangan ekspor bahan mentah mulai diberlakukan.
"Dengan begitu percepatan pembangunan ekonomi melahirkan pusat-pusat pertumbuhan baru di setiap koridor. Jadi itu akan diyakini melahirkan masyarakat yang bisa mengembangkan inovasi," lanjutnya.
Dia menambahkan, dalam rapat pimpinan dewan pakar ini, ICMI akan melahirkan sebuah gagasan, salah satunya tentang gerakan ekonomi baru Indonesia, yang nantinya akan disampaikan kepada siapapun calon presiden yang akan memimpin.
"Calon-calon pemimpin itu melihat pemikiran-pemikiran ICMI yang strategis dalam melihat bangsa ke depan. ICMI di sini tidak dalam konteks mendukung siapa pemimpinnya. Tapi ICMI mengeluarkan sebuah pemikiran gagasan tentang Indonesia ke depan yang bisa dipakai oleh pemimpin, tidak hanya soal ekonomi tapi juga mengenai peradaban bangsa ke depan. Tapi titik berat ada di ekonomi," katanya.
Sementara itu Ketua Komisioner ICMI, Marwah Daud menyebutkan, Rapimnas Dewan Pakar ICMI tersebut salah satu agendanya adalah membahas persiapan Silaturahmi Kerja Nasional ICMI yang akan digelar pada Desember nanti.
Dalam rapat pimpinan nasional yang diikuti oleh seluruh dewan pakar ICMI se-Indonesia ini, akan digodok pemikiran-pemikiran dan masukan dalam seluruh dewan pakar dari berbagai daerah yang akan merumuskan terkait tema besar Rapimnas yakni "Gerakan Ekonomi Baru Indonesia, Mobilisasi Akses untuk Kesejahteraan Rakyat".
"Kami melihat 2014 adalah tahun yang sangat penting, karena kita akan memilih legeslatif dan juga presiden. Ini momen bagi ICMI dalam merumuskan pemikiran-pemikiran untuk pembangunan lebih baik," kata Marwah.
Marwah menjelaskan, gerakan ekonomi baru Indonesia yang dirumuskan oleh ICMI adalah bagaimana masyarakat mendapat keterbukaan akses, baik modal, dan pasar. Dengan demikian menjadikan Indonesia negara dengan ekonomi bertumbuh, berkeadilan, baik di bidang hukum, politik maupun ekonomi.
Hatta Rajasa: gerakan ekonomi baru berbasis pengetahuan
Senin, 16 September 2013 10:12 WIB
"Dengan mengekspor bahan mentah, kita tidak mendapatkan neraca kerja. Artinya tenaga kerja kita yang terampil tidak mendapat kesempatan, karena semuanya diekspor mentah,"