Jakarta (ANTARA) - Pakar pariwisata dan ekonomi kreatif dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni menyatakan bahwa bonus demografi semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri kreatif dunia.
“Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, dengan dominasi generasi Z dan milenial menjadi motor penggerak utama inovasi,” kata Sari ketika dihubungi ANTARA, Kamis.
Sari mengungkapkan, Indonesia kini telah masuk dalam tiga besar negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar secara global, khususnya dalam subsektor seperti fesyen, gim, dan kuliner.
Menurut dia, generasi muda yang melek teknologi dan penuh semangat kewirausahaan telah menciptakan gelombang baru dalam ekonomi kreatif, mulai dari e-sport, pengembangan gim lokal, hingga fesyen muslim yang kian mendunia.
Di sisi lain, pemerintah pun dinilai semakin responsif mendukung dalam bentuk pelatihan, penguatan ekosistem desa wisata, serta kolaborasi lintas sektor dan wilayah yang terus diperkuat.
Namun demikian, Sari juga menekankan pentingnya forum-forum lintas Kabupaten/Kota sebagai sarana kolaborasi dan rantai pasok antarsubsektor kreatif.
“Business matching, pelatihan berbasis standar global, serta kemudahan akses sertifikasi internasional harus terus ditingkatkan. Ini adalah kunci untuk mendorong ekspor produk kreatif Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sari juga menyoroti pentingnya pembangunan pusat-pusat inovasi di kota-kota besar, terutama yang memiliki universitas unggulan.
Adapun langkah strategis ke depan mencakup sertifikasi halal, akreditasi produk ekspor, serta pelibatan komunitas kreatif lokal dalam agenda nasional.
Dengan langkah yang terstruktur dan kolaboratif, kata Sari, industri kreatif Indonesia bukan hanya akan bertahan, tetapi juga melesat sebagai hub global yang diperhitungkan.
"Tapi yang paling penting adalah melakukan standarisasi produk untuk menjadi standar global dulu. Jadi certified dia, dan kemudian kualitasnya juga standar global," katanya.