Jakarta (ANTARA) - Gusi yang tidak dirawat dapat menyebabkan gigi tanggal dan memerlukan perawatan yang lebih kompleks serta penyembuhan yang lama, sebagaimana dikatakan dokter gigi Ratu Mirah Afifah.
Dalam diskusi Media & Expert Indonesia Hygiene Forum 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu, Ratu Mirah yang menjabat sebagai Personal Care Community Lead Unilever Indonesia itu menyebutkan bahwa kesehatan gusi kerap terlupakan atau kurang diperhatikan.
"Topik ini penting karena WHO memperkirakan bahwa di tahun 2050, akan ada 1,5 miliar orang di dunia, yang mengalami masalah periodontitis, jadi sudah masalah gusi yang lebih lanjut gitu dan itu akan menyebabkan sekitar 660 juta orang itu nanti akan kehilangan giginya," kata Ratu Mirah.
Baca juga: Tanda gusi mengalami peradangan yang sering dianggap remeh dan diwaspadai
Menurut WHO, penyakit gusi menyebabkan menurunnya produktivitas dan beban kerugian yang cukup tinggi yakni mencapai 3.213 juta dolar Amerika atau Rp53,3 triliun per tahun. Total pengeluaran negara untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut tercatat sudah mencapai 267 juta dolar Amerika atau Rp4,46 triliun per tahun, namun di sisi lain pengeluaran per tahun masyarakat Indonesia untuk perawatan gigi dan mulut ternyata hanya 1 dolar AS atau Rp16.600 per kapita.
"Jadi inilah yang memang kita harus betul-betul mengedukasi bahwa investasi di bidang kesehatan gigi itu betul-betul tidak sia-sia. Karena kerugiannya itu akan sangat besar sekali ketika kita tidak memperdulikannya, jadi itu yang memang harus dikedepankan bagaimana kita bisa bersama-sama, menjadi agenda besar yang harus kita carikan solusinya seperti apa," kata Mirah.
Oleh sebab itu Unilever Indonesia melalui Pepsodent menggelar Indonesia Hygiene Forum 2025 (IHF 2025) untuk meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya kesadaran menjaga kesehatan gusi untuk mencegah periodontitis.
Baca juga: GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia dukung pengembangan bisnis pengelolaan sampah
Baca juga: Program BU Karsa Unilever-PNM edukasi perempuan prasejahtera
Melalui IHF 2025, Unilever merumuskan sejumlah rekomendasi dan strategi kolaborasi diantaranya program nasional untuk pengumpulan data, pengembangan dan pembentukan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut nasional yang terintegrasi dan efisien, kampanye promotif preventifnya lintas pihak, pelayan kesehatan terpadu, serta program pelatihan formal dan kualifikasi untuk memperluas tenaga kesehatan gigi dan mulut.
Mirah berharap melalui IHF 2025 dapat memacu semua pihak untuk memainkan peranan masing-masing dalam memajukan kualitas kesehatan gigi dan mulut, khususnya gusi masyarakat Indonesia.
