Batam (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Pol. Asep Safrudin menyebut kurikulum pendidikan lalu lintas yang diluncurkan di Kota Batam bertujuan menciptakan budaya tertib berlalu lintas sejak dini dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan berlalu lintas harus dibekali kepada anak-anak sejak dini agar kualitas SDM di masa depan menjadi lebih baik,” kata Kapolda Asep di Batam, Rabu.
Polda Kepri bersama Polresta Barelang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam resmi meluncurkan Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas dan Pojok Lalu Lintas untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Batam.
Baca juga: DPR minta kurikulum Sesko TNI perkuat perang hibrida
Kota Batam menjadi daerah yang pertama di Provinsi Kepri yang memiliki Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas tingkat SD dan SMP, yang akan diimplementasikan mulai tahun ajaran baru 2026.
Peluncuran kurikulum pendidikan lalu lintas ini sebagai upaya strategis menanamkan budaya tertib berlalu lintas sejak usia dini.
“Disiplin dan budaya tertib dibentuk melalui kurikulum pendidikan sejak dini,” kata Kapolda Asep.
Baca juga: ULM matangkan transformasi kurikulum
Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas ini menyediakan 2.500 buku pelajaran, 250 silabus untuk guru PKN dan 250 e-book yang dibagikan kepada SD dan SMP di Kota Batam.
Penerapan kurikulum tersebut sudah disosialisasikan oleh jajaran Satlantas Polresta Barelang ke sejumlah sekolah SD dan SMP di Kota Batam, lewat pemasangan spanduk.
Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengapresiasi peluncuran kurikulum tersebutdan mendorong agar materi ajar dalam pendidikan tersebut dapat dipahami dan menarik bagi siswa sehingga ilmu yang disampaikan dapat diserap dengan baik.
Baca juga: Kurikulum inovatif dan pengajar bantu anak kuasai bahasa asing sejak dini
Program ini, lanjut dia, bukan sekedar membahas lalu lintas, tapi juga menyentuh pembentukan karakter, nilai kedisiplinan, dan ketertiban sosial sejak usia dini.
Melalui kurikulum dan silabus yang telah disiapkan secara matang, kata dia, nilai-nilai keselamatan berlalu lintas diharapkan dapat terinternalisasi dan membentuk karakter generasi masa depan Kota Batam.
“Tenaga pendidik sudah diberikan ToT (Training on Training), agar muatan pendidikan ini dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga substansi tertib berlalu lintas ini dapat disampaikan secara menarik bagi peserta didik,” ujar Amsakar.
Sementara itu Kasatlantas Polresta Barelang Kompol Afiditya Arief Wibowo menyebut Kurikulum Pendidikan Lalu Lintas menjadi penting untuk menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan berlalu lintas.
Berdasarkan data tiga tahun terakhir, kata dia, angka kecelakaan lalu lintas di Kota Batam menunjukkan tren peningkatan, namun di sisi lain angka fatalitas korban meninggal dunia berhasil ditekan hingga 59 persen berkat kolaborasi Polresta Barelang bersama lima pilar keselamatan (Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Jasa Raharja, dan BP Batam).
Kapolresta Barelang Kombes Pol. Zaenal Arifin menambahkan jajarannya mendukung penuh terwujudnya budaya tertib berlalu lintas melalui pendekatan edukatif dan preventif.
“Peluncuran kurikulum dan Pojok Lalu Lintas ini merupakan investasi jangka panjang untuk keselamatan generasi muda,” katanya.
“Kami berharap sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan dunia pendidikan dapat terus terjaga guna menekan angka kecelakaan lalu lintas, khususnya yang melibatkan pelajar,” ucap Zaenal.
