Denpasar (ANTARA) -
Dokter gigi sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Bali Dr Hervina menekankan pentingnya merawat kesehatan gusi untuk mencegah risiko penyakit sistemik.
“Penyakit gusi adalah permasalahan gigi kedua terbesar di Indonesia setelah gigi berlubang,” kata Dr Hervina di sela Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2025 di Denpasar, Bali, Rabu.
Menurut dia, permasalahan gusi masih sering diabaikan dan disebut “pembunuh dalam diam”,p karena gejalanya muncul secara samar dan tidak menimbulkan rasa sakit, utamanya pada tahap awal.
Ia menambahkan jika dibiarkan, penyakit gusi tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, namun bisa menjadi bahaya tersembunyi untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Baca juga: Dokter ingatkan perokok aktif rentan alami masalah pada gigi
Hervina menambahkan ada dua tahapan penyakit gusi, yakni pertama, gingivitis yang ditandai dengan gejala gusi bengkak, merah, atau mudah berdarah.
Pada tahap itu masalah gusi masih dapat diatasi dan bahkan bisa menjadi kembali sehat dengan perawatan yang tepat.
Selanjutnya, tahap kedua, yaitu periodontitis, yakni kerusakan sudah sampai ke tulang dan jaringan pendukung gusi dan sering bersifat tidak bisa diperbaiki karena gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal.
“Yang sangat perlu diwaspadai bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik, seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan,” ucapnya.
Baca juga: Tujuh bahaya salah pilih klinik gigi untuk pasang behel
