Pittsburgh (Antaranews Megapolitan/Reuters) - Seorang pria bersenjata, yang meneriakkan "semua Yahudi harus mati", masuk sinagoga di Pittsburgh, Amerika Serikat, ketika ibadah Sabat berlangsung, membunuh 11 orang dan melukai enam lagi, termasuk empat polisi, sebelum ditangkap.
Robert Bowers, 46 tahun, dari Pittsburgh ditahan setelah bakutembak dengan tim SWAT. Jaksa federal menuduhnya dengan 29 dakwaan, termasuk kekerasan dan pelanggaran atas senjata api, serta pelanggaran undang-undang hak sipil AS.
"Yang dilakukan Robert Bowers adalah tindakan paling buruk dari kemanusiaan. Kami memberikan seluruh sumber daya dari kantor kami untuk menyelesaikan pemburuan dan penyelidikan kejahatan kebencian itu," kata Scott Brady, jaksa AS untuk Pennsylvania barat kepada wartawan.
Sebelumnya, Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengatakan jaksa federal dapat mengupayakan hukuman mati.
Agen khusus FBI Bob Jones mengatakan Biro Investigasi Federal, yang memimpin penyidikan, mengatakan tempat terjadinya kejahatan itu merupakan yang terburuk yang dia lihat dalam 22 tahun bersama FBI. Dia meyakini Bowers bertindak sendirian, dengan menambahkan,"Kami tak punya pengetahuan bahwa dia dikenal pihak penegak hukum sebelum hari ini."
Televisi KDKA yang mengutip sumber-sumber kepolisian melaporkan Bowers berjalan masuk ke rumah ibadah itu dan meneriakkan, "Semua Yahudi harus mati."
Bowers telah membuat banyak perkataan anti-Semit di jejaring dalam, termasuk Sabtu pagi. Di satu perkataannya, dia menyalahkan Presiden AS Donald Trump karena tak berbuat untuk menghentikan "kutu" Amerika Serikat oleh Yahudi.
Jones mengatakan Bowers menggunakan senjata serbu dan tiga pistol. Dia mengatakan pihak berwajib yakin tersangka itu masuk sinagoga, membunuh jemaat dan pergi ketika berjumpa dengan seorang petugas polisi berseragam. Baku tembak pun tak terelakkan, kata Jones, dan Bowers masuk lagi ke gedung itu sebelum tim SWAT tiba. Setelah baku tembak, ia menyerah.
Bowers dibawa ke rumah sakit dalam keadaan luka-luka terkena tembakan. Para korban dibawa ke rumah-rumah sakit kawasan termasuk seorang wanita berusia 61 tahun, pria (70 tahun), dan seorang personel polisi (55 tahun). Tak ada anak-anak yang jadi korban dalam peristiwa itu, kata pihak berwenang.
Tiga personel polisi tertembak dan satu terkena pecahan peluru, kata pihak berwajib. Dua di antara enam orang yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Laporan sebelumnya menyebutkan sinagoga tersebut, yang bernama Pohon Kehidupan, sedang melangsungkan upacara Sabat, yang dimulai pada pukul 09.45 waktu setempat, menurut laman organisasi tersebut.
Ketua Pohon Kehidupan Sam Schachner mengatakan melalui telepon bahwa ia belum dapat memberikan pernyataan sementara Michael Eisenberg, mantan ketua sinagoga tersebut, mengatakan kepada KDKA bahwa polisi biasanya hanya akan melakukan penjagaan di sinagoga tersebut pada hari-hari besar.
"Pada hari seperti ini, pintu terbuka, ini acara doa, siapa pun bisa masuk dan keluar," katanya.
Pada saat penembakan terjadi, gedung sinagoga itu akan digunakan oleh tiga kelompok jemaat, kata Eisenberg.
Sebagian besar anggota jemaat adalah orang-orang yang lebih tua, menurut seorang mantan pendeta Yahudi yang diwawancarai media setempat.
Tidak lama setelah laporan soal penembakan itu muncul, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencuit bahwa ia sedang menonton keadaan, yang disebutnya "parah".
Trump kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa penembakan maut itu mungkin bisa dicegah kalau ada penjaga bersenjata di gedung tersebut.
Penerjemah: M. Anthoni/B. Soekapdjo.
Korban penyerangan di Pittsburgh Amerika Serikat 11 orang tewas
Senin, 29 Oktober 2018 6:10 WIB
Yang dilakukan Robert Bowers adalah tindakan paling buruk dari kemanusiaan. Kami memberikan seluruh sumber daya dari kantor kami untuk menyelesaikan pemburuan dan penyelidikan kejahatan kebencian itu.