Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog berada di ambang perubahan signifikan. Rencana revitalisasi yang menempatkan Bulog sebagai badan otonom langsung di bawah Presiden mencerminkan langkah maju dalam memperkuat posisinya sebagai lembaga pangan strategis.
Transformasi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyesuaikan peran Bulog dengan kebutuhan zaman, sekaligus memastikan keberpihakannya kepada masyarakat.
Keputusan ini sejalan dengan pandangan bahwa Bulog harus fokus pada pelayanan publik yang optimal, tanpa beban menjadi entitas bisnis yang mencari keuntungan.
Sebagai badan otonom, Bulog akan lebih fleksibel dalam menangani urusan pangan dan logistik nasional, dengan orientasi utama pada stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Pada masa lalu, khususnya di era Orde Baru, Bulog berperan besar sebagai "penjaga gawang" stabilitas harga pangan melalui kebijakan harga dasar dan harga atap.
Maka, dengan status baru sebagai badan otonom, Bulog berkesempatan untuk kembali memainkan peran tersebut secara lebih efektif, tanpa hambatan birokrasi yang kerap membatasi kinerjanya sebagai BUMN.
Revitalisasi ini adalah angin segar yang telah lama dinantikan. Status baru Bulog memungkinkan lembaga ini untuk lebih fokus pada peran strategisnya, seperti penyaluran bantuan pangan, pengelolaan cadangan pangan pemerintah, serta stabilisasi harga bahan pokok.
Langkah ini juga menegaskan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat, terutama kelompok rentan yang bergantung pada akses pangan yang terjangkau.
Baca juga: Anggota DPR sebut tansformasi Perum Bulog dukung swasembada pangan
Transformasi Bulog mencakup berbagai program unggulan yang memberikan manfaat nyata. Beberapa program strategis yang sudah dan akan terus dilakukan oleh Bulog mencerminkan keseriusan lembaga ini dalam menjalankan fungsi utamanya.
Pertama, program penyaluran Bantuan Beras Langsung sebesar 10 kilogram per bulan kepada 22 juta keluarga penerima bantuan pangan. Kedua, Bulog terus menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) via lebih dari 26 ribu warung dan kios serta outlet binaan yang terjangkau konsumen. Ketiga, Bulog menambah stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan bekerja sama dengan PT Food Station Jakarta, baik untuk stok beras SPHP maupun beras premium (komersial).
Baca juga: Menko Zulkifli sebut perubahan Bulog jadi badan otonom telah disepakati
Keempat, penyaluran beras SPHP dan beras premium juga dilakukan melalui jaringan ritel modern. Kelima, program Bulog SIAGA (akSI jAga harGA) menjadi inovasi penting dengan penjualan langsung ke konsumen di lokasi strategis. Keenam, Bulog terus mengamankan stok pemerintah melalui pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta pengelolaan komoditas pangan komersial. Ketujuh, Bulog aktif memantau panen di sentra produksi untuk memastikan penyerapan gabah dan beras.
Revitalisasi Bulog diharapkan mampu lebih fokus memastikan kebutuhan pangan rakyat terpenuhi dengan harga stabil dan terjangkau.
Semoga Bulog semakin mampu melanjutkan peran sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional.
*) Penulis adalah Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat.
Baca juga: Zulhas: Stok beras jelang Natal dan Tahun Baru aman
Baca juga: IPB bekerja sama dengan Bulog kembangkan rumusan Padi Cerdas Iklim
Keberdayaan Bulog
Sabtu, 21 Desember 2024 6:15 WIB

Pekerja menata beras di Gudang Bulog, kawasan pergudangan Bulog Sunter Timur, Jakarta, Senin (4/11/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/rwa.)