Depok (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), Prof. Laksmi menawarkan budaya informasi sebagai pendekatan strategis untuk memulihkan dan memperkuat ekosistem organisasi.
"Budaya informasi bukan sekadar teknologi atau pengumpulan data, tetapi mencakup nilai, norma, dan praktik dalam menciptakan, menggunakan, serta menyebarkan informasi secara bertanggung jawab dan kritis di dalam organisasi," kata Laksmi di Depok, Kamis.
Ia mengatakan informasi bukan hanya data yang tersimpan, melainkan jantung kehidupan organisasi. Jika aliran informasi tersumbat, organisasi akan kehilangan daya pikir, responsivitas, bahkan daya tahan.
Baca juga: Guru Besar UI: Hutan sumber daya ekonomi yang melimpah
Baca juga: Guru Besar UI sebut sumber daya perikanan penting untuk ketahanan pangan
Untuk itu, Prof. Laksmi menyebut perlunya membangun sistem manajemen pengetahuan yang terdokumentasi baik secara eksplisit maupun tacit, menciptakan ruang komunikasi yang terbuka dan transparan dalam lingkungan kerja, serta mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara relevan dan kontekstual sesuai kebutuhan organisasi.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan organisasi sebagai ruang belajar yang hidup yang senantiasa mengevaluasi praktik kerja, merefleksikan pengalaman, serta mentransformasikan diri dari waktu ke waktu.
Membangun budaya informasi bukanlah pekerjaan satu malam, tetapi merupakan investasi jangka panjang yang menentukan daya saing dan keberlanjutan lembaga.
Baca juga: Guru Besar UI proyeksikan nilai kurs rupiah menguat menjelang akhir tahun 2025
"Mari kita merefleksikan kembali bagaimana organisasi mengelola informasi, apakah sudah bijak dalam memanfaatkannya, sudah membuka ruang dialog yang sehat, dan menjadi fondasi dalam pengambilan keputusan,” katanya.
Prof. Laksmi adalah akademisi senior yang lama berkecimpung di bidang ilmu perpustakaan, informasi, dan budaya.
Ia dikukuhkan sebagai guru besar dalam ilmu/kepakaran Budaya dan Manajemen Lembaga Informasi pada 7 Agustus 2025.
