Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengalokasikan anggaran senilai Rp25 miliar untuk penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, sebagai respons atas kejadian longsor sampah yang sempat menutup akses warga.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika di Cibinong, Selasa, menjelaskan penanganan dilakukan melalui pendekatan sanitary landfill.
"Anggaran ini difokuskan untuk penataan kembali dan pengurangan dampak lingkungan, salah satunya melalui sanitary landfill," kata dia.
Ajat menyebutkan longsor terjadi pada Sabtu lalu akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan tumpukan sampah menjadi tidak stabil. Pemerintah daerah langsung melakukan penanganan teknis dan perapihan di lokasi.
Baca juga: Bupati Bogor dan Menteri LH bahas strategi pengelolan sampah TPA Galuga
Baca juga: Produksi sampah di Bogor meningkat selama pandemi COVID-19
Ia mengungkapkan bahwa TPA Galuga merupakan fasilitas pembuangan sampah bersama yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kota Bogor. Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup sebelumnya telah memberikan teguran terkait kondisi TPA tersebut.
Sebagai bentuk tanggung jawab, lanjut Ajat, Pemkab Bogor bersama Pemkot Bogor melakukan realokasi anggaran secara signifikan tahun ini.
"Tahun ini kami berkomitmen menangani permasalahan TPA Galuga secara masif," ujarnya.
Selain penataan fisik, langkah konkret yang telah dilakukan mencakup kolaborasi lintas wilayah. Pemerintah Kota Bogor telah menyediakan lahan seluas 6,5 hektare untuk mendukung pengelolaan sampah Kabupaten Bogor.
Baca juga: Alfamart Berbagi Kebahagian Dengan Anak Pemulung Galuga
Anggaran yang dialokasikan digunakan antara lain untuk pembelian alat berat serta penataan sistem pembuangan sampah dengan metode terasering dan sanitary landfill.
Pemkab Bogor juga tengah merancang solusi jangka panjang dengan pendekatan teknologi pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy). Di sisi lain, kerja sama pengelolaan TPA Galuga antara Pemkab dan Pemkot Bogor juga akan dievaluasi dan diperkuat menjelang berakhirnya masa perjanjian tahun ini.
“Insya Allah, dalam satu bulan ke depan akan terlihat perubahan signifikan dalam pengelolaan TPA Galuga. Harapannya, dampak lingkungan dapat diminimalkan dan masyarakat sekitar tidak lagi terdampak,” kata Ajat menambahkan.