Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kepala Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB), Dr Yonvitner mengatakan Provinsi Banten bisa menjadi model pengelolaan perikanan berkelanjutan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi usaha perikanan.
“Keunikan Banten adalah memiliki tiga karakter wilayah perikanan dimana bagian utara dominan perikanan pelagis kecil, sebelah selatan perikanan pelagis besar dan selat Sunda sebagai wilayah intermediate. Ketiga wilayah ini memberikan pola tersendiri bagi usaha perikanan Banten secara keseluruhan,” kata Dr. Yonvitner saat menjadi narasumber Focus Grup Discussion (FGD) Terbatas di Aula Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten beberapa waktu silam.
Kepala PSB LPPM IPB lebih lanjut menjelaskan, selain sebagai kawasan yang kaya potensi sumberdaya ikan, Banten juga kawasan yang kaya dengan potensi bencana. Pesisir Selatan Banten termasuk kawasan ring of fire yang sering mengalami gempa, sementara di selat Sunda memiliki Gunung Berapi di laut dan utara kawasan yang relatif aman, namun padat aktivitas. Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan kawasan pesisir di bagian selatan turut menjadi area yang rentan terhadap pembukaan lahan dan dalam jangka panjang berisiko rentan.
Menurut Dr. Yonvitner, saat ini kawasan pesisir selatan Banten banyak dibuka Tambak yang tidak berdasarkan tata ruang, selain potensi bencana alam, juga ada risiko kerusakan lahan. Jika kondisi ini tidak segera disikapi, maka akan menyebabkan kerusakan di pesisir tanpa memberikan kesejahteraan pada masyarakat Banten.
“Setiap usaha perikanan (perikanan tangkap), budidaya dan wisata di kawasan pesisir harus melek bencana demi terciptanya keharmonisan spatial. Banten secara miniatur telah menggambarkan pola dan kondisi pesisir Indonesia yang bisa dijadikan sebagai model miniatur pesisir dan kelautan Indonesia untuk riset pengembangan,” papar Dr. Yonvitner.
Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten, Ir. H Suyitno mengatakan, “Provinsi Banten adalah tetangga dekat IPB. Jadi sudah seharusnya IPB berkontribusi di bidang perikanan dan kelautan baik riset, maupun terapan dan pendampingan harus dilakukan secara konsisten,”. Ia juga menekankan bahwa kebutuhan kemitraan dengan perguruan tinggi tidak hanya simbolik tapi harus nyata.
Untuk itu ke depan diharapkan agar terbangun kontinuitas kerjasama dengan mitra daerah dengan perguruan tinggi. FGD ini menghadirkan pejabat Bappeda, dinas perikanan kab/kota se Provinsi Banten, nelayan dan perguruan tinggi di Banten. FGD ini bertujuan untuk menggali informasi tingkat efektivitas dan efisiensi usaha perikanan menjadi momentum penguatan kerjasama yang telah lama terhenti. (psb/ris)
Dr. Yonvitner: Banten bisa jadi model pengelolaan perikanan berkelanjutan
Kamis, 31 Mei 2018 5:28 WIB
Keunikan Banten adalah memiliki tiga karakter wilayah perikanan dimana bagian utara dominan perikanan pelagis kecil, sebelah selatan perikanan pelagis besar dan selat Sunda sebagai wilayah intermediate.