Garut (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Garut menyarankan pengendara agar tidak menggunakan jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Garut, Jawa Barat lintas Cipajati, Kamojang ataupun Cisewu saat arus balik Lebaran karena jalannya berbahaya, terutama malam hari dan saat hujan.
"Kami tidak rekomendasikan, alasannya jalannya kurang lebar, kondisi jalan kurang baik," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut Iptu Aang Andi Suhandi di Garut, Jumat.
Ia menuturkan jajaran Polres Garut telah menyiapkan personel gabungan untuk mengamankan jalur nasional dan provinsi lintas Garut untuk kelancaran arus lalu lintas kendaraan saat musim libur Lebaran.
Wilayah Garut, kata dia, tidak hanya memiliki jalan utama Bandung-Garut yang selama ini seringkali ramai dilintasi kendaraan, tetapi juga ada jalan alternatif yang menghubungkan Garut dengan Bandung yakni Kamojang di Kecamatan Samarang, kemudian Cijapati di Kecamatan Kadungora, dan Cisewu di jalur selatan Garut.
Kondisi jalan alternatif itu, kata dia, tidak hanya jalannya yang sempit, tetapi jalannya kurang baik, ditambah lagi penerangan lampu kurang memadai, banyak turunan, dan tanjakan yang berbahaya.
"Penerangan kurang memadai, banyak turunan, dan tanjakan yang berbahaya, dan dilarang untuk kendaraan besar," katanya.
Pernyataan sama disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut Satria Budi terkait kondisi jalan alternatif yang menghubungkan Garut dengan Bandung tidak direkomendasikan untuk kendaraan besar, seperti bus, dan perjalanan malam hari.
Ia menyebutkan secara umum kondisi jalan aspal cukup bagus untuk dilintasi kendaraan bermotor, begitu juga penerangan jalan sudah dipasang beberapa titik, namun ada potensi bahaya lainnya yaitu jalur yang terdapat tikungan, tanjakan, turunan, dan faktor cuaca.
"Aman, tapi tidak dianjurkan untuk perjalanan malam hari, dan kendaraan besar juga tidak boleh," katanya.
Ia menyampaikan jalur alternatif yang menghubungkan dengan Bandung itu tidak hanya banyak tikungan, tanjakan, dan turunan yang curam, tapi daerahnya yang sepi seperti jalru Cisewu terdapat perkebunan dan rawan longsor.
Jika terpaksa harus melewati jalur alternatif itu, kata dia, sebaiknya bisa dilakukan secara konvoi agar saling mengawasi dan membantu apabila terjadi sesuatu di jalan.
"Kalau mau malam hari bisa dilakukan dengan konvoi agar bisa saling jaga," katanya.
Selain jalur alternatif itu, kata Satria, Garut juga memiliki jalur alternatif lain yang menghubungkan dengan Kabupaten Tasikmalaya yakni lintas Cibalong dan Cilawu, kemudian menghubungkan dengan Kabupaten Cianjur yakni lintas pesisir pantai selatan Jawa Barat, dan dengan Kabupaten Sumedang di Malangbong.
"Untuk jalur alternatif lainnya aman, sudah lebih memadai, seperti daerah Cilawu itu sudah ditambah penerangan jalan," katanya.