Jakarta (ANTARA) - PT Semen Indonesia Tbk (SIG) optimis industri semen nasional memiliki prospek yang baik ke depan meski di tengah tantangan ekonomi, mengingat pemerintah komitmen melanjutkan agenda pembangunan infrastruktur dan proyek strategis lainnya seperti program 3 juta rumah.
“SIG optimis industri semen domestik memiliki prospek yang baik, menyusul komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang akan menjadi penggerak ekonomi, dan proyek strategis lainnya seperti program 3 juta rumah, yang dapat mendongkrak permintaan semen yang berkontribusi terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan,” kata Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.
Ia menyatakan pasar semen domestik yang terkontraksi dan proyek pembangunan infrastruktur yang melambat pada tahun 2024 telah berdampak pada kinerja Perusahaan.
Baca juga: Semen Indonesia jamin kekokohan konstruksi Tol Jogja-Solo dukung kelancaran arus mudik
Baca juga: Semen Indonesia dukung pembangunan berkelanjutan lewat penguatan budaya K3
Sepanjang tahun 2024, SIG melakukan efisiensi secara ketat dan peningkatan operational excellence terus-menerus, sehingga berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 0,8 persen menjadi Rp28,26 triliun, dan biaya keuangan bersih sebesar 20,2 persen menjadi Rp944 miliar.
Dikatakannya, salah satu langkah strategis SIG memajukan sektor semen domestik yakni dengan mendorong penggunaan semen hijau dan produk turunannya yang ramah lingkungan.
Tahun lalu, pihaknya memperkenalkan produk bata interlock presisi, sebuah inovasi yang dapat menjadi pilihan utama bagi pemerintah dan pengembang properti sebagai solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, dan tahan gempa. Penggunaan bata interlock presisi juga membuat durasi konstruksi lebih cepat hanya dalam kurun 15 – 21 hari.
Baca juga: Program 3 juta rumah buka peluang bagi industri semen
Selain itu, perusahaan meningkatkan efisiensi sumber daya dan optimalisasi produksi melalui implementasi advanced-process control, pemanfaatan bahan baku alternatif, serta akselerasi pemanfaatan bahan bakar alternatif.
Lebih lanjut, dikatakan dia, pada tahun lalu SIG melakukan volume penjualan sebanyak 38,27 juta ton, dengan pendapatan sebesar Rp36,19 triliun, serta beban pokok pendapatan sebesar Rp28,26 triliun.
Sementara untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tercatat sebesar Rp5,49 triliun, laba tahun berjalan sebesar Rp772 miliar, dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp720 miliar.