Yogyakarta (ANTARA) - Sekitar seratus anggota Majelis Mujahidin Indonesia Yogyakarta menggelar Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada Minggu pagi atau lebih awal dibanding mayoritas umat Islam di Indonesia yang baru akan melaksanakan Shalat Id pada Senin (31/3).
Khatib Aam Majelis Mujahidin Irfan Suryahadi Awwas seusai Shalat Id di Masjid Raya Ar Rasul, Kotagede, Yogyakarta, Minggu, menjelaskan keputusan melaksanakan Shalat Id lebih awal didasarkan pada hasil rukyah global yang telah dilakukan di sejumlah negara Islam.
"Berdasarkan rukyah global di beberapa negara Islam, telah dilaksanakan Idul Fitri 1446 Hijriah pada hari ini, Ahad. Kami mengikuti rukyah global karena sekarang kita berbicara dunia Islam, bukan sekadar negeri Islam yang dibatasi oleh demografi ataupun geografi nasionalis," ujar Irfan.
Majelis Mujahidin meyakini bahwa apabila seorang Muslim telah melihat hilal di suatu negeri, maka umat Islam di seluruh dunia dapat mengikuti penetapan 1 Syawal tersebut.
Dia menyebut sejumlah negara di Timur Tengah juga sudah lebih dulu merayakan Idul Fitri pada hari Minggu ini.
Kendati berbeda dengan pemerintah dan mayoritas umat Islam di Indonesia, Irfan menegaskan bahwa perbedaan hari raya itu bukanlah perpecahan.
"Perbedaan ini bukan perpecahan. Dari zaman mazhab dahulu juga ada perbedaan, tapi itu tidak lantas memecah umat,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah tetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriyah pada Senin 31 Maret 2025
Baca juga: Jamaah An-Nadzir Gowa rayakan Idul Fitri 1446 Hijriyah lebih awal
Baca juga: Jamaah Naqsabandiyah di Kota Bima NTB gelar shalat Idul Fitri dua hari lebih cepat
Baca juga: Sebagian warga di Jember-Bondowoso Jawa Timur berlebaran lebih awal
Baca juga: Warga Dompu merayakan Lebaran lebih awal